Pages

Wednesday, October 9, 2019

Dialog AS-China Cuma Harapan Palsu? Straits Times Loyo Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka melemah pada perdagangan hari ini (10/10/2019) seiring dengan sikap defensif yang diambil investor sambil menunggu kabar lanjutan dari dialog dagang level tinggi antara Amerika Serikat (AS) dan China yang dijadwalkan mulai hari ini.

Indeks Straits Times dibuka anjlok 0,45% ke level 3.076,08 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 3 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 23 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pelaku pasar mengambil sikap aman karena adanya pemberitaan bahwa dialog dagang terhenti dan hanya akan berlangsung satu hari, dari sebelumnya dijadwalkan dua hari.


Media milik pemerintah China, South China Morning Post (SCMP) mengabarkan bahwa delegasi China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He berencana untuk meninggalkan Washington pada Kamis (11/10/2019) setelah satu hari rapat, dari yang sebelumnya direncanakan kembali pada Jumat (12/10/2019), dilansir dari Reuters.

Akan tetapi kabar tersebut dibantah oleh pihak Gedung Putih.

"Kami tidak mengetahui adanya perubahan dalam rencana perjalanan Wakil Perdana Menteri saat ini," kata juru bicara Gedung Putih kepada CNBC International.

Pejabat senior Gedung Putih juga menginformasikan bahwa Liu masih dijadwalkan untuk kembali ke China pada Jumat.

Meskipun demikian, pihak Negeri Tiongkok diketahui telah menurunkan ekspektasi mereka pada pertemuan dagang kali ini setelah Negeri Paman Sam lagi-lagi memutuskan untuk memasukkan 28 perusahaan asal China ke dalam 'Daftar Entitas alias Buku Hitam' yang akan membatasi transaksi dengan perusahaan asal Amerika, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, pada awal tahun, perusahaan teknologi raksasa Negeri Tiongkok Huawei juga sebelumnya masuk dalam daftar tersebut.

Secara teori, Beijing berkeinginan untuk menghentikan perang dagang, tapi tidak optimis akan ukuran atau besaran dari kesepakatan yang akan dicapai dengan Washington dalam waktu dekat.

Terlebih lagi, permintaan dari pihak AS tidaklah mudah, yakni meminta China untuk membuat ekonominya lebih terbuka. Namun, menurut salah satu pejabat Negeri Tiongkok, metode tersebut salah dan tidak rasional.

"Apa yang kami capai dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa sistem kami baik untuk pertumbuhan China," ujar salah seorang pejabat, dikutip dari Reuters.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ICKYxw
via IFTTT

No comments:

Post a Comment