Pages

Wednesday, November 6, 2019

Asa Damai Dagang Tergilas, Pasar SUN RI Bisa Labil

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar masih disarankan menunggu dan mencermati pergerakan pasar (wait & see) ketika pergerakan arah angin sentimen pasar keuangan global selanjutnya belum jelas, sembari menunggu pengumuman angka cadangan devisa valas hari ini.

"Pergerakan harga pasar obligasi yang melebihi dari 55 bps akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar obligasi," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dan tim dalam risetnya pagi ini (7/11/19).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Nico juga menilai bahwa sentimen negatif dari kekhawatiran yang meningkat terhadap potensi batalnya kesepakatan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China. Permintaan China terhadap penurunan tarif impor yang sudah berlaku sejak September secara perlahan menghapus harapan dari pelaku pasar bahwa perdamaian akan terlaksana dalam waktu dekat.

Selain itu, China juga diberitakan sudah menolak rencana pertemuan di AS sehingga kedua negara sedang mengalihkan kajian lokasi pertemuan di Asia dan Eropa.

Di tengah negosiasi yang sedang berlangsung, persentase keberhasilan perdamaian semakin mengecil secara perlahan tapi pasti.

Setelah data devisa keluar, dia menilai data lain yang dinanti investor pasar keuangan adalah data defisit transaksi berjalan (CAD) besok.

Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat tipis, di mana penguatan besar yang terjadi di awal perdagangan berangsur mereda pada penutupan pasar. Penguatan masih diwarnai sentimen positif meskipun menjelang penutupan aksi jual mulai membayangi pasar.

Yield Obligasi Negara Acuan 6 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 5 Nov'19 (%)

Yield 6 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 6 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.43

6.422

-0.80

6.3839

FR0078

10 tahun

6.977

6.965

-1.20

6.9836

FR0068

15 tahun

7.474

7.444

-3.00

7.4256

FR0079

20 tahun

7.686

7.664

-2.20

7.6563

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2WQ3QPe
via IFTTT

No comments:

Post a Comment