Pages

Wednesday, November 6, 2019

Damai Dagang AS-China Tertunda? Straits Times Langsung Mundur

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencatatkan reli 3 hari beruntun, hari ini (7/11/2019) bursa saham acuan Singapura dibuka di zona merah. Indeks Straits Times (STI) dibuka melemah tipis 0,03% ke level 3.261,85 indeks poin.

Data pasar menunjukkan dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 7 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 14 saham melemah, dan 9 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pelemahan yang dicatatkan oleh indeks Straits Times besar kemungkinan didorong oleh kabar terbaru dari hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang dikabarkan tidak dapat menandatangani perjanjian bulan ini.


Kesepakatan dagang fase pertama pada bulan ini direncanakan akan dapat ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, walau lokasi pasti belum diinformasikan.

Namun, salah seorang pejabat senior Gedung Putih kemarin (6/11/2019) menyampaikan bahwa ada potensi besar perjanjian damai dagang tidak dapat ditandatangani hingga Desember. Hal ini dikarenakan AS dan China masih belum memutuskan ketentuan dan lokasi yang cocok.

Salah satu sumber menyampaikan pada CNBC International, Trump dijadwalkan berangkat ke London pada 3-4 Desember untuk bertemu para pemimpin NATO dan ada potensi penandatanganan kesepakatan fase pertama dapat dilakukan di sebelum atau sesudah pertemuan tersebut.

Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai penundaan tersebut, juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan pembicaraan masih berlanjut dan akan segera mengumumkan lokasi pertemuan kedua pemimpin.

"Negosiasi terus berlanjut dan kemajuan sedang dibuat pada teks perjanjian fase satu," katanya. "Kami akan memberitahu Anda ketika kami memiliki pengumuman tentang lokasi penandatanganan."

Di lain pihak, investor khawatir bahwa ada alasan lain di balik penundaan tersebut. Pasalnya, beberapa hari belakangan Negeri Tiongkok menginginkan bahwa perjanjian yang ditandatangani meliputi penghapusan tarif atas produk impor asal China senilai US$ 125 miliar yang berlaku 1 September silam, seperti diwartakan South China Morning Post (SCMP) dilansir dari CNBC International.

Perusahaan media milik pemerintah China tersebut juga menulis bahwa "komitmen yang tegas pada penghapusan bea masuk" diperlukan bagi Beijing untuk berkunjung ke Washington.

Sedangkan tidak ada tanda-tanda positif dari Negeri Paman Sam bahwa mereka berniat untuk menghapus tarif yang sudah berlaku. Terlebih lagi, China tampaknya belum memenuhi janji untuk membeli produk pertanian AS dalam jumlah banyak.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data cadangan devisa negara Singapura sepanjang bulan Oktober yang akan diumumkan pukul 16:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/33psR6q
via IFTTT

No comments:

Post a Comment