Pages

Tuesday, November 5, 2019

Data Pertumbuhan Ekonomi Cuma Bisa Angkat Rupiah Sehari

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Sepertinya sentimen pertumbuhan ekonomi sudah kurang ampuh untuk mengangkat mata uang Tanah Air.

Pada Rabu (6/11/2019), US$ 1 setara dengan Rp 13.975 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin dalam. Pada pukul 08:17 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.985 di mana rupiah melemah 0,14%.


Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,32% terhadap dolar AS. Sentimen positif bagi rupiah datang dari rilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia periode Juli-September 2019 tumbuh 5,02% year-on-year (YoY). Sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, tetapi sedikit lebih baik ketimbang konsensus dari Reuters dan Bloomberg yaitu 5,01% dan 5%.

Realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari proyeksi dua kantor berita besar tersebut membuat investor berani masuk ke pasar keuangan Indonesia. Kemarin, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 10,48 miliar di pasar reguler dan mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,36%.

Kemudian kala lelang obligasi pemerintah, penawaran yang masuk mencapai Rp 67,97 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah mengambil Rp 24,25 triliun, lebih tinggi dibandingkan target indikatif Rp 15 triliun.


Namun ternyata sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi hanya bertahan sehari. Lagipula, ada godaan bagi pelaku pasar untuk melakukan ambil untung (profit taking). Rupiah sudah menguat tiga hari beruntun, dan dalam sebulan terakhir penguatannya mencapai 1,2%. Wajar jika investor tergoda mencairkan cuan.

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PRQErQ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment