Beberapa sumber seperti dikutip media milik pemerintah, Al-Arabiya, Selasa (29/10/2019), mengungkapkan Aramco berencana mengumumkan kisaran harga IPO pada 17 November, dan akan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Tadawul (Saudi Stock Exchange Tadawul), Arab Saudi, pada 11 Desember.
Perusahaan raksasa minyak Arab Saudi ini telah lama merencanakan IPO. Sebelumnya perusahaan dikabarkan akan melakukan listing pada awal November kemudian diundur, apalagi setelah terjadi penyerangan oleh drone di 2 fasilitas Aramco pada pertengahan September lalu.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai rencana IPO Aramco dengan nilai fantastis dan tak ada duanya itu akan menjadi sejarah dunia, termasuk bagi pasar modal global.
Foto: Dahlan Iskan/Lamhot Aritonang/detikFoto.
|
Saat ini, valuasi perusahaan diperkirakan mencapai US$ 2 triliun atau Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Adapun harga IPO belum ditetapkan, begitu juga dengan besaran saham yang akan dilepas.
Menurut Dahlan, Aramco memang raja minyak sejagad karena produksinya mencapai 10% produksi minyak dunia. Tapi kalau nilai Aramco dicatatkan sebesar US$ 2 triliun (yang merupakan nilai valuasinya), maka pasar modal akan menolak karena dianggap terlalu mahal.
"Angka itu bisa menjadi bencana: begitu IPO diluncurkan harga saham Aramco akan anjlok," kata Dahlan dalam tulisan terbarunya di situs pribadinya, Disway.id, berjudul "Neo Mustaqbal", atau artinya masa depan baru, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Sebaliknya, kalau Aramco hanya dinilai US$ 1,6 triliun, maka pihak Saudi yang akan keberatan karena dianggap terlalu murah.
"Biasanya akan ada angka kompromi. Paling lambat akhir bulan ini. Angka kompromi itu mungkin US$ 1,7 triliun. Atau terserah saja. Toh masih tetap yang terbesar dalam sejarah pasar modal," kata mantan CEO Jawa Pos ini.
Nilai IPO itu menurut Menteri BUMN periode 2011-2014 ini masih lebih besar dari Apple ditambah Google, ditambah lagi Exxon, ditambah pulau reklamasi di Teluk Jakarta, mengingat laba tahun lalu milik Aramco menembus US$ 111 miliar atau sekitar Rp 1.554 triliun.
"Kabarnya Aramco tidak keberatan untuk membagi dividen sampai US$ 68 miliar. Di tahun pertamanya. Sebagai iming-iming bagi Anda, yang tertarik ikut membeli saham ecerannya."
Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed
|
Dahlan pun bertanya soal berapa persenkah saham Aramco yang akan dilepas ke pasar modal lantaran persentase itu juga sangat dinanti.
"Selentingan menyebutkan hanya akan 5%. Kurang menarik. Itu pun dibagi dua: 3% di pasar modal New York, 2% di pasar modal Saudi sendiri. Kian kurang menarik."
Beberapa sumber mengatakan Aramco diperkirakan akan menawarkan 1%-2% sahamnya di bursa lokal. Itu berarti perusahaan akan memperoleh sekitar US$ 20 miliar - US$ 40 miliar dana IPO. Nilai US$ 40 miliar itu berarti 2% dari total prediksi valuasi perusahaan US$ 2 triliun.
Jika benar US$ 40 miliar yang diincar, Aramco berpotensi menggeser Alibaba yang saat ini masih menjadi pemegang rekor IPO terbesar di dunia.
Hingga saat ini, perusahaan e-commerceasal China, Alibaba masih memegang rekor IPO terbesar senilai US$ 25 miliar. Perusahaan yang melantai di New York Stock Exchange pada 2014 lalu mengalahkan IPO raksasa teknologi lainnya, seperti Facebook, Dell, IBM hingga Apple.
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32tBJ9E
via IFTTT
No comments:
Post a Comment