Pages

Monday, November 11, 2019

Meski Situasi Tidak Kondusif, Straits Times Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura mengawali perdagangan hari ini (12/11/2019) di zona hijau meskipun situasi politik di Asia sedang mencekam dan belum adanya kabar terbaru terkait perkembangan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat 0,33% ke level 3.251,23 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 21 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 1 saham melemah, dan 8 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pada penutupan perdagangan kemarin (11/11/2019), bursa saham acuan Benua Kuning mayoritas melemah setelah aksi demonstrasi di Hong Kong semakin mencekam karena sudah sampai melibatkan peluru tajam.


Kemarin pagi, menembakkan peluru tajam yang dikabarkan melukai setidaknya satu orang pengunjuk rasa, seperti diberitakan Reuters.

"Unjuk rasa di Hong Kong sudah menjadi sentimen pemberat dalam beberapa waktu terakhir. Namun dari sisi pasar keuangan, sepertinya kejadian hari ini yang benar-benar memberi pukulan. Apabila situasi terus memburuk, maka tentu akan menjadi sentimen negatif," tegas James McGlew, Analis di Argonaut, seperti dikutip dari Reuters.

Kemudian, hubungan dagang Washington dan Beijing juga belum mencapai titik terang. Hingga detik ini belum ada perkembangan terbaru apakah kesepakatan fase pertama dapat ditandatangani oleh pemimpin kedua negara dalam waktu dekat alias bulan ini, atau harus diundur hingga tahun depan.

Hal ini mengingat simpang-siur terkait penghapusan tarif atas produk senilai miliaran dolar yang dikenakan masing-masing negara sebagai bagian dari perjanjian damai dagang AS-China.

Pihak Negeri Tiongkok menginginkan hal tersebut sebagai bagian dari kesepakatan. Namun Negeri Paman Sam sepertinya enggan untuk memenuhi permintaan China. Hal ini terlihat dari klaim kedua negara.

"Jika China, AS, mencapai kesepakatan dagang fase pertama, kedua negara harus meninjau kembali semua tarif tambahan dengan proporsi yang sama secara keseluruhan berdasarkan isi perjanjian, yang mana menjadi situasi penting untuk tercapainya kesepakatan," ujar Juru Bicara Kementerian China Gao Feng pada Kamis (7/11/2019) dilansir CNBC International.

"Tidak ada kesepakatan untuk saat ini yang menghapuskan semua tarif yang diberlakukan sebagai kondisi untuk kesepakatan dagang fase pertama," tegas Navarro dalam wawancara dengan Fox Business Network, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/11/2019).

Perbedaan tersebut besar kemungkinan akan menjadi faktor penghambat tercapainya kesepakatan dalam jangka panjang.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data penjualan ritel Singapura bulan September yang akan diumumkan pukul 12:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2NE5VL7
via IFTTT

No comments:

Post a Comment