Pages

Sunday, July 21, 2019

Harga Cabai Mulai Pedas (Lagi) Nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai merah dan cabai rawit merah merangkak naik di sejumlah daerah. Hal itu terjadi akibat minimnya pasokan dari petani dan distributor.

Seorang pedagang sembako di Pasar Basah, Trenggalek, Jawa Timur bernama Sikem menjual cabai rawit di kisaran Rp 72.000/kg hingga Rp 75.000/kg. Padahal, sebelumnya dia menjualnya dengan harga Rp 50.000/kg.

"Kalau cabai rawit itu sebelumnya ya Rp 50.000/kg, kemudian naik Rp 60.000/kg dan sekarang Rp 70.000/kg, ini terus mengalami kenaikan," kata Sikem dikutip dari detikcom, Minggu (21/7/2019).

Untuk cabai merah besar dan cabai merah keriting, Sikem menjualnya dengan harga Rp 60.000/kg.

Tingginya harga komoditas itu berdampak pada hasil penjualan. Pedagang lainnya, Siti, mengaku mengalami penurunan omzet sebanyak hampir 50%.

"Omzet pedagang juga ikut turun, sebelumnya bisa menjual 70 kilogram per hari. Saat ini hanya sekitar 40 kilogram saja," kata Siti.

Sementara di daerah lain di Jawa Timur, yaitu tepatnya di Mojokerto, harga cabai rawit di pasar mencapai harga Rp 60.000/kg.

Melambungnya harga cabai dalam sepekan terakhir diduga akibat kekeringan yang terjadi sejak beberapa bulan lalu. Hal itu menyebabkan sebagian besar petani gagal panen yang menyebabkan pasokan cabai terhambat.

Sugeng, petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengatakan bahwa dirinya mengalami kesulitan mendapatkan air dari irigasi sejak kemarau mulai terjadi sejak awal Juni 2019.

Akibat kekurangan air, tanaman cabai miliknya mengering. Cabai yang masih muda pun terlihat layu sehingga tidak bisa dipanen.

"Biasanya lahan saya 300 meter persegi kalau panen menghasilkan puluhan kilogram cabai. Ini karena kering tak bisa dipanen," kata Sugeng dikutip dari detikcom, Minggu (21/7/2019).

Petani cabai rawit merah lainnya, Sunardi, menuturkan komoditas itu juga mengalami nasib serupa. Menurutnya, jika tidak kesulitan air, rata-rata ia mampu menghasilkan 3-4 kuintal cabai dari setiap hektare lahan.

"Sekarang bisa dilihat sendiri, tidak laku dijual. Oleh sebab itu kami sengaja membiarkan cabai di pohonnya, soalnya sudah tidak laku," terangnya.

Sunardi pun mengalami kerugian Rp 4 juta untuk setiap hektare lahan yang dia garap. Nilai itu merupakan biaya tanam dan perawatan yang selama ini dia keluarkan.

[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Y2MJbX
via IFTTT

No comments:

Post a Comment