Pages

Wednesday, July 24, 2019

Wow! Kinerja BCA Moncer, tapi Rating Duniatex Jadi Sampah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan kemarin Rabu (24/7/2019) dengan penguatan sebesar 0,15% ke level 6.413,32, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya sesaat merasakan manisnya zona hijau.

Hingga akhir perdagangan, IHSG cenderung ditransaksikan di zona merah. Per akhir sesi dua, IHSG melemah 0,29% ke level 6.384,99.

IHSG harus pasrah ditransaksikan di zona merah kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 0,41%, indeks Shanghai melejit 0,8%, dan indeks Hang Seng naik 0,2%.


Pekan ini ramai emiten yang merilis laporan keuangan semester I-2019, yuk disimak.

1. Merger Rampung, Laba Danamon Turun 10% Jadi Rp1,8 T
PT Bank Danamon Tbk (BDMN) sepanjang semester I-2019 lalu mengalami penurunan laba bersih sampai dengan 10% secara year on year menjadi Rp 1,81 triliun dari Rp 2,01 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Danamon Satinder Ahluwaliya mengatakan jumlah laba bersih ini tergerus karena tingginya biaya dana (cost of fund) perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 1% atau 100 bps sejak tahun lalu.

2. Laba BCA Semester I-2019 Lompat 12,6%, Tembus Rp 12,9 T
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih Rp 12,9 triliun pada semester I-2019. Angka ini meningkat 12,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 11,4 triliun.

Kinerja keuangan yang kinclong ini ditopang oleh pendapatan bersih dan pendapatan bunga operasional. Pendapatan bunga bersih meningkat 13,1% menjadi RP 24,6 triliun. Sementara pendapatan operasional meningkat 16,1% jadi Rp 34,2 triliun.

3. Laba Cleo Boleh Naik 131%, Tapi Awas Utang Bank Bengkak
PT Sariguna Promatirta Tbk (CLEO), produsen air minum Cleo, mampu terbukti mampu mempertahankan performanya bahkan lebih baik dari capaian 2018.

Pendapatan perusahaan pada paruh pertama tahun ini tumbuh 35,83% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 491,98 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 362,214 miliar.

4, Terjun ke Energi Baru, PTBA Siapkan 3 Proyek PLTS
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menyiapkan tiga proyek pembangkit ilstrik ramah lingkungan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai upaya penghiliran di sektor energi terbarukan.

5. Pengumuman! Pengelola Tol Trans Jawa akan IPO
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menyatakan akan melakukan divestasi anak usaha yang mengelola ruas tol Trans Jawa, PT Jasamarga Transjawa Tol, melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).

Wacana ini sebetulnya sudah mencuat ke publik beberapa waktu lalu. PT Jasamarga Transjawa Tol, yang didirikan 2017 lalu saat ini mengelola sebanyak 17 ruas tol di Trans Jawa. Sebelum IPO, Jasa Marga akan lebih dahulu mengalihkan aset dengan melakukan pemisahan (spin off) untuk dimasukkan ke Jasamarga Transjawa Tol (subholding).

6. Alert! Setelah S&P, Fitch Pangkas Rating Duniatex Jadi Sampah
Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, kembali menurunkan peringkat utang PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) atau Duniatex Grup dari 'B-' ke 'CCC-' atau turun 3 peringkat.

Peringkat utang tersebut diberikan untuk utang jangka panjang terbitan DMDT dan juga surat utang senior unsecured notes perusahaan yang berdenominasi dollar.

7. Bos KRAS: Kalau Proyek Blast Furnace Mangkrak, Lebih Parah!
Proyek Blast Furnace, (proyek yang akan menghasilkan hot metal) milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) kini mendapat sorotan publik setelah proyek ini diungkapkan oleh Komisaris Independen Roy Maningkas.

Roy mengungkapkan bahwa proyek Blast Furnace itu bisa membuat perusahaan merugi hingga Rp 1,17- 1,38 triliun per tahun (US$ 85-96 juta). Pasalnya, harga pokok produksi dari Blast Furnace justru menjadi lebih mahal, otomatis harga produk pun akan lebih mahal di pasaran.

8. OJK Selidiki Kasus AISA, Serius Nih? Ditunggu Hasilnya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas kasus keuangan yang menimpa PT Tiga Pilar Sejahter Food Tbk. (AISA). Hal ini sejalan dengan harapan para pemegang saham ritelnya yang saat ini masih terkatung-katung lantaran 'nyangkut' di saham ini.

Dewan Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan proses penyelidikan maish berlangsung yang dilakukan langsung oleh tim internal OJK.

9. Caplok Dharma Fishing, Marina Berkah Tender Offer Saham DSFI
Pemegang saham mayoritas emiten perikanan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) yakni PT Marina Berkah Investama (MBI) akan menggelar penawaran tender (tender offer) wajib untuk membeli saham milik pemegang saham lain dengan harga penawaran Rp 124/saham.

Dalam prospektus yang diterbitkan perusahaan hari ini, Rabu (24/7/2019), Marina Berkah menegaskan dengan harga tender offer tersebut dan besaran jumlah saham yang akan dibeli sebesar 34,41% atau 639.015.250 saham, maka nilai tender offer ini mencapai maksimal Rp 79,24 miliar. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2JQDsQx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment