Pages

Wednesday, August 7, 2019

Cemas! Dibayangi Resesi, Straits Times Dibuka Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura bergerak melemah seiring dengan tingginya kekhawatiran pelaku pasar atas resesi global akibat dampak dari perseteruan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang tak berujung

Indeks Straits Times (STI) dibuka anjlok 0,44% menjadi 3.170,54 poin, dimana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 5 mencatatkan kenaikan harga, 17 saham melemah, dan 8 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pada penutupan perdagangan kemarin (7/8/2019), tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di level 1,72%, yang merupakan level terendah sejak Oktober 2016.

Sedangkan di Jerman, yield obligasi pemerintah tenor 30 tahun sudah sejak pekan lalu mencatatkan nilai negatif dan ini merupakan pencapaian terendah sepanjang sejarah.

Banyaknya obligasi pemerintah yang mencatatkan nilai imbal hasil rendah, bahkan negatif merupakan tanda-tanda tingginya kecemasan investor akan ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Terlebih lagi, salah satu instrumen safe haven, yakni emas semakin banyak diburu pelaku pasar. Hal ini terlihat dari peningkatan harga jual emas di perdagangan pasar spot yang sejak Mei sudah melesat 16%, dilansir Reuters.

"Pasar keuangan menaikkan resiko resesi," ujar Joseph Lupton, ekonom di JPMorgan, dikutip dari Reuters.

Lupton juga menambahkan bahwa volatilitas semakin tinggi dan kurva imbal hasil pemerintah mencatatkan inversi tertinggi, dilansir dari Reuters.

Hingga pagi ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan masih lebih tinggi dengan nilai 2.0253 poin, sedangkan tenor 10 tahun yield ada di level 1,7258 poin. Inversi yang masih terjadi pada tenor 3 bulan dan tenor 10 tahun dipandang investor sebagai pertanda akan datangnya resesi.

Dengan kembali munculnya tanda-tanda resesi, berinvestasi di aset-aset beresiko seperti pasar saham bukan pilihan yang diminati investor. Hal ini membuat pelaku pasar juga menarik diri dari bursa saham Singapura.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data penjualan ritel Singapura bulan Juni pada pukul 12:00 WIB. Untuk diketahui, pada bulan Mei, penjualan ritel Negeri Singa mencatatkan kontraksi 2,1% secara tahunan. Namun untuk bulan ini, konsensus pasar memproyeksi pertumbuhan 0,2% secara tahunan, dilansir Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2yQB3Pf
via IFTTT

No comments:

Post a Comment