Pages

Tuesday, August 6, 2019

Currency War Reda, Benarkah IHSG Berpeluang Menguat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berpotensi menguat setelah mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut hari terakhir. Namun demikian, penguatan yang terjadi diperkirakan masih akan terbatas.

Valbury Sekuritas Indonesia menyebutkan sentimen negatif datang dari nilai tukar yuan Cina di pasar luar negeri jatuh ke level US$ 7,126, terendah dalam satu dekade terakhir pada perdagangan pada Selasa (6/8/2019).

Pelemahan remimbi ini disebabkan karena terpicu ucapan Presiden AS Donald Trump yang menuding China sebagai manipulator mata uang, menandai tensi perang dagang yang memanas di antara AS dan China.


Di lain sisi, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan perusahaan-perusahaan Cina telah menghentikan pembelian produk-produk pertanian Amerika Serikat (AS). Keputusan tersebut menjadi pukulan bagi para petani AS yang telah melihat ekspornya terpotong oleh perang dagang yang telah berlangsung lebih dari setahun.

China juga dapat mengenakan tarif tambahan pada produk-produk pertanian AS, Tarif yang diberlakukan oleh Cina pada kedelai AS telah memangkas ekspor tanaman AS yang paling berharga dan memaksa Pemerintah Trump untuk memberikan kompensasi kepada petani selama dua tahun dengan gabungan pengeluaran sebanyak USD28 miliar.

Namun, penguatan Wall Street pada perdagangan kemarin membuka peluang bagi IHSG untuk bergerak ke teritorial positif pada perdagangan saham hari ini.


Pilarmas Investindo Sekuritas menyebut beberapa ahli yang mengatakan bahwa China belum memenuhi kriteria sebagai manipulator mata uang, seperti yang ditudingkan oleh Amerika Serikat.

Bank Sentral China juga mengadakan pertemuan dengan banyak eksportir asing di China yang dimana mereka mengatakan bahwa kemampuan Perusahaan untuk membeli dan menjual Dollar masih tetap normal.

Penasehat ekonomi White House Larry Kudlow mengatakan ekonomi China sedang runtuh, di setiap data ekonomi yang hadir, menunjukkan bahwa pelemahan ekonomi di China terus terjadi dan semakin rendah.


Sekuritas ini membenarkan, GDP China merupakan yang terendah dalam kurun waktu 27 tahun terakhir. Indeks saham China juga terus menerus mengalami penurunan.

Kudlow menambahkan bahwa meskipun Amerika dan China sama sama mengalami luka di bidang ekonomi, namun Amerika dapat menahan perlambatannya ketimbang China. Pilarmas melihat hal itu sebagai sebuah kebenaran.

Secara teknikal Pilarmas menilai IHSG memiliki peluang bergerak mix cenderung menguat terbatas dan akan diperdagangkan di kisaran support 6.042 poin dan resisten di 6.177 poin. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OJXArV
via IFTTT

No comments:

Post a Comment