Pages

Monday, August 19, 2019

Telkom Bakal Akuisisi E-Commerce, Mandiri Malah Divestasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pertama di pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 0,11% ke level 6.264,38. IHSG terus bertahan di zona hijau seiring dengan berjalannya waktu. Hanya sesaat IHSG tergelincir ke zona merah, yakni pada tengah hari.

Per akhir sesi dua, data perdagangan mencatat, indeks saham acuan di Indonesia tersebut menguat 0,16% ke level 6.296,72.

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang kompak melaju di zona hijau: indeks Nikkei menguat 0,71%, indeks Shanghai melesat 2,1%, indeks hang Seng melejit 2,17%, indeks Straits Times terapresiasi 0,41%, dan indeks Kospi bertambah 0,66%.

Terdapat sejumlah aksi yang dilakukan emiten pada perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa (20/8/2019).

1. BRI Bidik Market Cap Rp 700 T Pada 2022
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berharap harga saham bisa terakselerasi sehingga kapitalisasi pasar (market capitalization) bisa menembus Rp 700 triliun pada 2022.

"Pada 2022 market cap BRI bisa Rp 700 triliun kalau mau diukur. Akan ada penambahan ekuitas melalui laba ditahan," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, seusai public expose di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/8/2019).


2. Medco Malah Lepas Aset-aset Ophir Usai Akuisisi, Kenapa?
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan melepas aset-aset Ophir Energy yang dinilai memiliki risiko dan investasi tinggi.
Direktur Operasi MEDC Ronald Gunawan menuturkan, aset-aset yang akan dilepas yakni aset di Vietnam, Bangladesh, Blok R Equatorial Guinea, Blok 5, Meksiko, Aru, dan Papua Barat.

"Kami melihat bahwa aset-aset yang high risk perlu investasi besar, itu akan kami lepas aset-aset tersebut," ujar Ronald dalam paparan publik di Gedung BEI, Jakarta, Senin (19/8/2019).

3. Perkuat Modal, BTN Siap Rilis Global Bond Rp 4,2 T
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyatakan akan merealisasikan penerbitan instrumen junior global bond senilai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) pada November mendatang atau paling lambat Januari 2020.

Direktur BTN Nikson L Napitupulu menyatakan instrumen surat utang ini bertujuan untuk mempertebal rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BTN. CAR tersebut, kata Nikson akan dijaga pada level 19% pada tahun depan. Ini adalah instrumen junior global bond pertama jika terealisasi.


4. Batu Bara Lesu, UNTR Pangkas Target Penjualan Alat Berat
Anak usaha Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) merevisi turun target penjualan alat berat di tahun ini sebanyak 10%-15%, lebih rendah dari target semula di angka 4.000 unit. Turunnya target penjualan ini karena sektor pertambangan masih tertekan rendahnya harga komoditas batu bara.

Direktur Utama United Tractors Frans Kesuma mengatakan sejak tahun lalu harga batu bara sudah mengalami tekanan, kondisi ini berdampak pada permintaan alat berat yang ikut turun.

5. Telkom: Mau Akuisisi Menara Iya, Tapi e-Commerce Tunggu Dulu!
Manajamen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menyatakan hingga saat ini pihaknya masih terus mempertimbangkan mengenai rencana mengakuisisi 51% perusahaan e-commecerce Bhinneka yang mengemuka belakangan ini.

Direktur Keuangan Telkom, Harry M Zen, perseroan juga belum memutuskan kapan rencana transaksi akuisisi tersebut berikut pendanaan yang disiapkan untuk aksi korporasi tersebut.

6. Eksekusi Private Placement Tahap II, BJB Kantongi Rp 412 M
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, (BJBR) akan melanjutkan rencana penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD/private placement). Tahap kedua ini perusahaan akan mengantongi dana senilai Rp 412 miliar.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bank BJB Nia Kania mengatakan private placement yang akan dilakukan tahun ini merupakan tahap kedua, setelah tahap I dilakukan di akhir tahun lalu. Aksi korporasi ini dilakukan perusahaan untuk menambah modal guna memenuhi rencana ekspansi perusahaan ke depan.

7. BMRI akan Divestasi Saham Mandiri AXA, Ada Apa?
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bakal terus mengurangi kepemilikannya di PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI). Penurunan kepemiikan ini dilakukan secara bertahap, sebab perusahaan patungan dengan partner asal Perancis ini memberikan return on equity (RoE) yang tak sesuai dengan harapan perusahaan.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan pelepasan kepemilikan ini akan dilakukan ke salah satu investor strategis baru, perusahaan lokal. Sebab, kepemilikan AXA menurut aturan tak boleh sebagai pemilik mayoritas.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Nia7R9
via IFTTT

No comments:

Post a Comment