Pages

Sunday, September 29, 2019

AS Mau Batasi Investasi ke China, Bursa Singapura Terkapar

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang akhir pekan lalu, bursa saham utama Singapura terkoreksi hingga 1,08% dan tampaknya akan melemah lebih dalam lagi karena pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (30/9/2019), Bursa Singapura kembali mencatatkan koreksi.

Data perdagangan mencatat, Indeks Straits Times dibuka anjlok 0,79% ke level 3.100,82, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 5 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 22 saham melemah, dan 3 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pertemuan tatap muka level tinggi antara perwakilan dagang Amerika Serikat (AS) dan China akan dilangsungkan pada 10-11 Oktober dan investor menaruh banyak harapan terkait kelanjutan diskusi tersebut.


Pasalnya, pekan kemarin Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan datang dapat dicapai lebih cepat dibandingkan ekspektasi pasar.

Sayangnya, menjelang pertemuan tersebut, Negeri Paman Sam diketahui sedang mempertimbangkan untuk membatasi investasi AS di China, termasuk kemungkinan memblokir semua jenis investasi, ujar sumber anonim, dilansir CNBC International.

Selain itu laporan yang sama menyebutkan pembatasan investasi juga meliputi menghapus pencatatan saham perusahaan China di pasar saham AS dan membatas penggunaan dana pensiun pemerintah di pasar keuangan Negeri Tiongkok.

Informasi yang sama juga diberitakan Reuters, di mana salah seorang sumber mengatakan cengkeraman investasi China terutama di perusahaan teknologi, dinilai berisiko menimbulkan gangguan keamanan.


"Ini adalah salah satu prioritas utama pemerintah. Perusahaan-perusahaan China tidak patuh terhadap aturan yang ditetapkan PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) sehingga menimbulkan risiko bagi investor," ucap salah seorang sumber.

Meski demikian AS membantah hal ini. "Pemerintah tidak sedang mempertimbangkan pemblokiran perusahaan-perusahaan China dari pencatatan saham di bursa saham AS saat ini," tulis Bloomberg mengutip Juru Bicara Departemen Keuangan AS Monica Crowley, dikutip dari CNBC International.

Apabila niat tersebut terbukti benar, maka akan memicu eskalasi perang dagang dan menjadi petaka bagi perekonomian dunia, tidak terkecuali Singapura.

Sebelumnya, perekonomian Negeri Singa sudah cukup tersakiti dengan perang dagang yang berlarut-larut.

Singapore Economic Development Board melaporkan produksi industri Negeri Singa pada Agustus terkontraksi alias turun 8% year-on-year (YoY). Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 0.1%.

Pertumbuhan produksi industri di Singapura pada Agustus adalah yang terparah sejak Desember 2015. Penyebabnya adalah produksi di sektor elektronik yang minus 24,4% dan farmasi yang turun 13,3%.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis jumlah pinjaman bank Singapura bulan Agustus pada pukul 09:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2nHuBIc
via IFTTT

No comments:

Post a Comment