
Sepanjang pekan ini, IHSG amblas 2,19% secara point-to-point. Bursa saham utama Asia pun mengalami derita yang sama. Bahkan beberapa di antaranya mengalami koreksi yang lebih parah ketimbang IHSG.
Berikut pergerakan indeks saham utama Asia sepanjang pekan ini:
Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,38%. Tetapi sebelumnya indeks melemah selama lima hari beruntun. Selama periode tersebut, pelemahan IHSG mencapai 3,08%.
Apa mau dikata, sentimen yang beredar sepanjang pekan lalu memang tidak mendukung. Dari dalam negeri, aksi demonstrasi masih terjadi setidaknya pada awal-awal pekan.
Mahasiswa dan berbagai elemen massa menggeruduk gedung DPR karena pada awal pekan adalah hari terakhir masa bakti DPR 2014-2019 dan kemudian esoknya disusul oleh pelantikan DPR periode 2029-2014. Bahkan aksi massa sempat berujung pada kericuhan dan perusakan fasilitas publik.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi September. Secara bulanan (month-on-month/MoM) terjadi deflasi 0,27%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu -0,15%.
Sementara realisasi inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada September adalah 3,39% dan inflasi inti tahunan di 3,32%. Tidak terlalu jauh dibandingkan konsensus pasar yang meramalkan inflasi tahunan 3,52% dan inflasi inti tahunan 3,295%.
Rilis data inflasi yang sedikit banyak sesuai dengan ekspektasi pasar membuatnya minim dampak di pasar. Istilah dalam bahasa Betawi, kagak diwaro.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2VkgTHZ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment