Pages

Tuesday, October 29, 2019

Tekanan untuk IHSG Masih Besar, Sulit ke Level 6.300

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dipenuhi oleh sentimen negatif dan investor asih harus menantikan hasil kinerja emiten September dan pengumuman suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

Valbury Sekuritas Indonesia menyebutkan sentimen negatif datang dari PMI Cina pada Oktober diperkirakan masih dalam kondisi kontraksi. Jika hal ini benar terjadi, maka ini merupakan kontraksi selama 6 bulan berturut-turun.

Menurut survey Reuters, hal ini mengindikasikan perang dagang yang terus menggerogoti ekonomi Cina. Perjanjian dagang dengan AS tahap I juga masih mengundang pesimisme karena masih banyaknya perbedaan dari kedua belah pihak, dan Cina masih menghadapi ancaman kenaikan tariff 25% pada 15 Desember mendatang.


Brexit masih belum jelas kepastiannya. Meski dalam waktu dekat Inggris akan melakukan pemilihan umum, ni merupakan upaya ke 4 Perdana Menteri Boris Johnson untuk melakukan jajak pendapat.

Pilarmas Investindo Sekuritas menilai emlihan nanti memberikan kesempatan kepada Inggris untuk memilih antara tetap tinggal bersama Uni Eropa atau Brexit. Dan apa yang dilakukan Johson menurut kami merupakan sesuatu yang memang harus diambil, ini mungkin akan menjadi langkah terakhir karena Johnson menggunakan pemilih untuk memilih kembali antara Brexit atau tidak.

Dari sisi global, Valbury menilai situasi ekonomi global yang kurang kondusif berbeda dengan keadaan krisis finansial tahun 2008 lalu.

Saat ini, kebijakan moneter global cukup menantang karena disaat ini ruang stimulus moneter sudah cukup terbatas, seperti Jepang yang saat ini telah menerapkan suku bunga negative, demikian juga UE yang sudah 0%. Sehingga, kebijakan moneter sendiri tidak lagi dapat diandalkan.

Phillip Sekuritas menyebut investor masih akan mencerna dan menanti rilis-rilis laporan keuangan kuartal ketiga emiten sembari memonitor perkembangan negosiasi dagang AS-Cina yang dilaporkan bahwa penandatanganan trade deal fase 1 dapat tidak terjadi pada pertemuan November nanti di Chile dan bisa membutuhkan waktu lagi.

Selain itu, investor juga akan menanti FOMC meeting yang dieskpektasikan memangkas suku bunga acuan FFR kembali sebesar 25 bps.

Panin Sekuritas menyarankan kondisi indeks saat ini dapat manfaatkan untuk trading jangka menengah pada sektor otomotif dan properti yang tertinggal efek pemangkasan suku bunga.

Indeks hari ini berpotensi menguat dalam range support 6.250 dan resisten di 6.300. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2BUs6q0
via IFTTT

No comments:

Post a Comment