Pages

Wednesday, November 13, 2019

AS-China Suram Lagi, Investor SUN Masih Disarankan Jual

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah diprediksi melanjutkan koreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (14/11/2019) terutama karena adanya potensi mandeknya perundingan dagang Amerika Serikat (AS)-China yang sedang menghangat.

"Sejujurnya kami senang dengan penurunan yang terjadi, meskipun masih secara perlahan, tapi hal ini bagus untuk langkah berikut. Kami merekomendasikan jual hari ini dengan volume terbatas," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Invesment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya hari ini.

Dia menilai koreksi yang terjadi kemarin dan diprediksi akan terjadi lagi hari ini, masih dalam tataran normal. Menurut dia, koreksi tersebut penting untuk dapat menyiapkan bantalan yang lebih baik lagi untuk pasar obligasi menyongsong kenaikan di kemudian hari.


Saat ini, lanjutnya, pasar obligasi membutuhkan dorongan lebih, dan itu bisa didapatkan hanya dengan penurunan yang dapat mengimbangi kenaikan.

Sebagai fokus utama, momentum positif haruslah dijaga sehingga aliran modal masuk (capital inflow) yang terjadi di pasar masih cukup deras.

Sejauh ini, capital inflow atau aliran modal asing di pasar masih membuat harga obligasi terjaga, sehingga adanya koreksi menunjukkan bahwa pasar ada sedikit melakukan profit taking, dan masih dalam taraf wajar.

Dari domestik, sisi positif yang dapat mendukung pasar obligasi pemerintah adalah masih derasnya aliran dana investor asing ke pasar SUN hingga berada pada angka Rp 1.068,17 triliun per 12 November.

Data porsi investor di pasar SBN mengacu informasi dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,17 triliun SBN, yang artinya berporsi 39,06% dari total beredar Rp 2.734 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/373QGTy
via IFTTT

No comments:

Post a Comment