Pages

Thursday, November 14, 2019

Meski Neraca dagang Diramal Defisit, IHSG Berikan Sinyal Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan Kamis (14/11/2019) kemarin, dengan koreksi level sebanyak 43 poin atau turun 0,71% ke level 6.098, terendah dalam satu bulan terakhir.

Pada perdagangan bursa saham hari ini Jumat (15/11/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat tetapi terbatas. Rentang pergerakannya diperkirakan pada level 6.080 hingga 6.160.

Dari bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) indeks utama berakhir dengan secara variatif pagi tadi, Indeks Dow Jones terkoreksi tipis 1,6 poin atau 0,01%, S&P 500 naik hanya 2,5 poin atau 0,08%, dan Nasdaq terkoreksi 3 poin atau 0,02%.


Hubungan AS-China masih menjadi perhatian pelaku pasar bursa AS. Dilansir dari The Wall Street Journal pada hari Rabu bahwa, Beijing menolak permintaan Gedung Putih untuk membatalkan atauran yang mengharuskan transfer teknologi serta mekanisme penegakan hukum yang jelas.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa kedua negara mengadakan diskusi "mendalam" tentang kesepakatan fase satu, tetapi menekankan bahwa penarikan kembali beberapa tarif yang diberlakukan AS atas China menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan.

Dari dalam negeri, pelaku pasar sepertinya menunggu-nunggu rilis data neraca dagang (trade balance) yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Hal ini tercermin dari transaksi kemarin yang hanya Rp 6,19 triliun, semakin mengecil jika dibandingkan transaksi sebelumnya yang menyentuh angka Rp 7,12 triliun.

Data Neraca Dagang Indonesia rencananya akan diumumkan BPS hari ini pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca dagang akan mengalami defisit sebesar US$ 300 juta. Ekspor diramal kontraksi alias turun 9,03% year-on-year (YoY). Sementara impor juga diramal terkontraksi 16,02% YoY.

Jika neraca dagang diumumkan defisit di bawah angka defisit tersebut, ada kemungkinan IHSG akan bergerak cenderung menguat, tetapi jika defisitnya lebih dalam dari perkiraan maka hasilnya justru IHSG berpotensi bergerak turun.

Secara teknikal IHSG memang sedang dalam tren penurunan jangka pendek, hal ini tercermin dari posisinya yang bergerak di bawah rata-ratanya selama lima hari terakhir (Moving Average/EMA5), yang dicitrakan garis exponential berwarna ungu melintang pada grafik.

Meski sedang tertekan, potensi IHSG berbalik arah (technical rebound) pada hari ini cukup terbuka, hal ini tercermin dari grafik candlestick yang membentuk pola lilin hitam (black candle) yang disertai ekor (shadow) yang menandakan adanya kekuatan beli sebelum perdagangan ditutup.

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Qhqdfj
via IFTTT

No comments:

Post a Comment