Hal ini menurut riset IDC mengenai pengiriman ponsel sepanjang kuartal III-2019. Oppo memiliki pangsa pasar 26,6% dan Vivo 22,8%, seperti dikutip dari Detikinet, Minggu (17/11/2019). Sekitar 70% lebih kini pasar gawai dikuasai merek asal China.
Sementara itu, laporan riset Counterpoint memang ada perbedaan. Samsung menurut Counterpoint masih menjadi raja ponsel di Indonesia pada kuartal III-2019. Vendor asal Korea Selatan ini masih bercokol di urutan teratas dengan market share 22%.
Namun, ada benang merahnya, Counterpoint juga mencatat merek asal China memegang empat dari lima posisi teratas dengan pangsa pasar 65% atau mendominasi. Counterpoint menilai ini pencapaian tertinggi yang pernah terjadi.
Terlepas dari laporan lembaga-lembaga riset itu, Vice President Corporate Affair PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Kang Hyun Lee memang pernah mengakui secara umum penjualan domestik cukup menderita.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey pernah menanggapi pernyataan Hyun Lee, ini menurut Roy merupakan sesuatu yang wajar. Menurutnya, pangsa pasar produk elektronik secara umum termasuk ponsel saat ini sudah bergeser ke brand asal China yang sudah mendominasi.
"Bersamaan dengan itu, teknologi China mendominasi. Kompetitor masuk. Samsung, dia harus berubah lagi, dia nggak bisa stay lagi dengan kondisi sekarang. Teknologi 5G pertama Huawei. Teknologi fotografi juga produk China," kata Roy pekan lalu kepada CNBC Indonesia.
Faktor lain yang membuat produk China menjadi unggul adalah harga jual produk mereka yang lebih murah dengan kualitas yang setingkat dengan brand-brand ternama.
"Pernyataan itu (Hyun Lee) wajar sebagai introspeksi bahwa perubahan itu lebih cepat dari sebelumnya," tambahnya.
Apa yang diungkapkan Roy memang terjadi di pelapak e-commerce. Yonas, pelapak elektronik yang menjual produk elektronik rumah tangga seperti AC, LED TV, dan blender, mengakui bahwa secara kualitas, produk brand China tak kalah dibanding brand ternama lainnya
"Misalnya TV LED 32 inch, untuk brand China harganya Rp2 juta ke bawah, sementara untuk brand Korea mencapai Rp2 juta ke atas. Brand China ini secara kualitas juga ngga kalah," kata Yonas yang memiliki 1,34 ribu pengikut di Tokopedia kepada CNBC Indonesia.
Sebagai pedagang, Yonas mengatakan adanya brand China memang memberi keuntungan. Namun beberapa konsumen di tempatnya juga masih mempertimbangkan merek untuk membeli barang elektronik. Hal itulah yang membuatnya tetap menawarkan produk dari Korea seperti Samsung, LG, dan sebagainya.
(hoi/hoi)from CNBC Indonesia https://ift.tt/32TLGxt
via IFTTT
No comments:
Post a Comment