Straits Times Menguat Di Tengah Kegalauan Hubungan AS-China

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (15/11/2019), dengan masuk ke zona hijau di tengah kekhawatiran ketidakpastian kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat 0,21% ke level 3.238,6 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 20 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 6 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Kemarin (14/11/2019), Penasehat Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan bahwa Washington "semakin dekat" untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Beijing, dilansir dari CNBC International.

Negeri Tiongkok juga menyampaikan nada serupa. Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng menyampaikan bahwa kemarin kedua negara telah melangsungkan diskusi yang mendalam terkait perjanjian damai dagang fase pertama.

Akan tetapi Gao menekankan bahwa penghapusan beberapa tarif adalah kunci penting untuk mencapai kata sepakat.

"Perang dagang dimulai dengan pengenaan bea masuk, dan harus diakhiri dengan pembatalan bea masuk. Ini kondisi yang penting bagi kedua negara untuk mencapai kesepakatan" kata Gao dalam konferensi pers mingguan Kamis kemarin, sebagaimana dilansir CNBC International.

Padahal, terkait penghapusan tarif tersebut terdapat perbedaan pendapat antara Negeri Paman Sam dan Negeri Tiongkok. Pasalnya, pekan lalu ketika China menyampaikan bahwa kedua belah pihak setuju untuk menghapus tarif, klaim tersebut langsung dibantah AS.

Presiden AS Donald Trump akhir pekan lalu, Jumat (8/11/2019), menampik dan bahkan mengatakan klaim tersebut adalah kemunduran bagi perdamaian perang dagang.

"Mereka [China] ingin mengalami kemunduran [kesepakatan]. Saya belum menyetujui apa pun [soal tarif]," katanya kepada wartawan sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan ke Georgia, dilansir CNBC International.

"[Langkah] China ini sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya [pembatalan tarif]," tambah Trump.

Dengan perselisihan opini tersebut, besar kemungkinan perjanjian damai dagang belum dapat ditandatangani oleh pemimpin kedua negara pada bulan ini.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/33R1sL0
via IFTTT