Pages

Tuesday, November 12, 2019

Trump Serang The Fed Lagi, Yen Jauhi Level Terlemah 5 bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (12/11/19) melanjutkan kinerja positif sejak awal pekan.

Selasa kemarin yen menguat -0,04% ke level 109/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv, melanjutkan penguatan 0,21% Senin lalu. Sementara pada hari ini, Rabu (13/11/19) pukul 6:25 WIB, yen menguat 0,04% ke 108,96/US$.


Pada pekan lalu yen berada di level terlemah lebih dari lima bulan. Di pekan ini mata uang yang dianggap aset aman (safe haven) ini perlahan menguat, dan menjauhi level terlemah sejak 31 Mei tersebut.

Presiden AS Donald Trump yang kembali menyerang bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membuat dolar sedikit tertekan.

Dalam acara Economic Club of New York, Trump mengatakan The Fed ragu-ragu dalam menurunkan suku bunga yang berdampak pada tertahannya laju pertumbuhan ekonomi serta penguatan bursa saham AS. Trump berpendapat The Fed seharusnya terus memangkas suku bunga agar AS bisa kompetitif di pasar global.

"Kita secara aktif berkompetisi dengan negara-negara yang terbuka memangkas suku bunga sehingga banyak yang dibayar ketika melunasi pinjaman mereka, atau yang dikenal dengan suku bunga negatif" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International. "Siapa yang pernah mendengar hal tersebut?" tanya Trump kepada audience.

"Berikan saya itu. Berikan saya uang itu. Saya ingin uang itu. Bank sentral kita tidak mengijinkan kami melakukan itu" kata Trump."

Pernyataan Trump terakhir merujuk pada suku bunga di AS yang masih dianggap terlalu tinggi dibandingkan negara-negara maju lainnya. Trump ingin The Fed terus menurunkan suku bunga akan sehingga lebih banyak uang yang beredar di pasar, sehingga roda perekonomian diharapkan bisa lebih terpacu.

The Fed sudah tidak kali memangkas suku bunga di tahun ini masing-masing sebesar 25 basis poin, dan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) saat ini sebesar 1,5-1,75%.

Kali terakhir The Fed memangkas suku bunga pada akhir Oktober lalu, tetapi kala itu ketua The Fed, Jerome Powell, mengindikasikan suku bunga tidak akan dipangkas lagi, kecuali perekonomian AS memburuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2CEePSB
via IFTTT

No comments:

Post a Comment