Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,28% di level 6.115,76 pada perdagangan sesi I, Jumat ini (15/11/2019) jelang dirilisnya data neraca perdagangan Oktober 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
IHSG diproyeksikan akan kembali terjerembab hari ini karena pasar memprediksi terjadi defisit neraca perdagangan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor mengalami kontraksi alias turun 9,03% year-on-year (YoY). Sementara impor juga diramal terkontraksi 16,02% YoY. Kemudian neraca perdagangan mengalami defisit US$ 300 juta.
Kamis kemarin (15/11/2019), IHSG ditutup melemah 0,71% ke level 6.098,95. Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,76%, indeks Hang Seng jatuh 0,93%, dan indeks Straits Times terkoreksi 0,21%.
William Surya Wijaya, Direktur Indosurya Sekuritas menyatakan, pergerakan IHSG terlihat sedang menguji support level (level batas bawah), namun peluang kenaikan IHSG masih cukup besar.
"Menjelang rilis data trade balance hari ini akan turut memberikan warna terhadap pergerakan IHSG," kata William, dalam risetnya, Jumat (15/11/2019).
Indosurya memproyeksikan pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat pada level 6.024 - 6.202.
Valbury Sekuritas mencermari, IHSG masih minim katalis yang bisa membuat kembali menggerus perdagangan saham hari ini.
"Katalis positif bagi pasar yang diharapkan mampu mendorong bagi pergerakan indeks acuan BEI ini terbilang masih minim," tulis Valbury, Jumat (15/11/2019).
Sementara itu perekonomian nasional terus dibayangi faktor ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian akibat belum adanya tanda-tanda meredanya kembali perang dagang AS dengan Cina.
Valbury memproyeksikan, hari ini IHSG akan bergerak pada kisaran support 6.059/6.019/5.976 dan resistance (batas atas) 6.143/6.186/6.226.
(tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2piqvY8
via IFTTT
No comments:
Post a Comment