Pages

Monday, December 2, 2019

Desember Ceria, IHSG Bisa Lanjut Menguat Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja apik dicatatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal Desember. IHSG pada perdagangan hari Senin (2/12/2019) ditutup dengan kenaikan 118 poin atau 1,97% ke level 6.130.

Untuk perdagangan hari ini Selasa (3/12/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali menguat. Rentang pergerakannya diperkirakan berada pada level 6.100 hingga 6.200.

Nasib berbeda justru di alami bursa saham Amerika Serikat (AS) kemarin, tiga indeks utama ditutup dengan pelemahan: Dow Jones turun 268 poin atau 0,96% menjadi 27.783, S&P 500 turun 27 poin atau 0,86% menjadi 3.113 sementara Nasdaq anjlok 97 poin atau 1,12% menjadi 8.567.


Beberapa saham raksasa tumbang karena aktivitas manufaktur di AS yang terus berkontraksi. Menurut catatan Institute for Supply Management (ISM), indeks pemesanan manajer (PMI) untuk sektor manufaktur turun menjadi 48,1 pada November, lebih buruk dari estimasi pasar yang hanya memperkirakan pada level 49,4.


Indeks Cboe Volatility, yang dikenal sebagai indeks persepsi risiko, seketika naik menjadi 14,3 dari posisi sebelumnya pada 12,6. "Jika anda mencari alasan melepas saham, data ISM tentu menjadi jawabannya," tutur Art Hogan, Chief Market Strategist National Securities sebagaimana dikutip CNBC International.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi periode November 2019. Kepala BPS Suhariyanto menyebut inflasi November mencapai 0,14% (mtm) atau 3,00% (yty).

Saham-saham sektor konsumer banyak diburu kala data inflasi inti (core inflation) diumumkan turun menjadi 3,08%, lebih rendah dari inflasi inti Oktober yang mencapai 3,2%, artinya terjadi penurunan harga di level inti yang berpotensi menaikkan daya beli dan konsumsi yang meningkat karena harga-harga lebih stabil dan terjangkau.

Untuk IHSG, secara teknikal indeks berpotensi kembali menguat karena kenaikan kemarin belum menyentuh level batas jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum pergerakan harga pada suatu grafik.

Terbentuknya pola lilin putih penuh (white marubozu) menandakan tekanan beli masih tinggi dan cenderung mendominasi jika dibandingkan aksi jual. Selain itu, indeks mulai bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5) yang menandakan bullish.

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/yam)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2qeDAlT
via IFTTT

No comments:

Post a Comment