Pages

Tuesday, July 16, 2019

Halo Pak Perry! IHSG Merah dan Keputusannya Ditunggu Pasar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan koreksi tipis sebesar 0,01% ke level 6.395,46. Pada pukul 09:30 WIB, koreksi yang dibukukan IHSG sudah melebar menjadi 0,26% ke level 6.385,37.

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak ditransaksikan melemah: indeks Nikkei jatuh 0,41%, indeks Shanghai melemah 0,02%, indeks Hang Seng turun 0,34%, indeks Straits Times terkoreksi 0,05%, dan indeks Kospi terpangkas 0,96%.

Hubungan AS-China di bidang perdagangan yang berpotensi memanas membuat aksi jual dilakukan di bursa saham Benua Kuning. Dalam rapat kabinet di Gedung Putih yang digelar kemarin (16/7/2019), Presiden AS Donald Trump menekankan bahwa AS dapat mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 325 miliar jika diperlukan.

"Ada produk impor senilai US$ 325 miliar yang bisa kita kenakan bea masuk baru jika kita mau," kata Trump, dilansir dari Bloomberg.


Komentar pedas dari Trump tersebut datang sehari pasca Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menebar optimisme bahwa delegasi AS bisa menyambangi Beijing dalam waktu dekat guna menggelar negosiasi dagang.

Berbicara di Gedung Putih dalam sesi briefing dengan reporter pada hari Senin (15/7/2019), Mnuchin mengatakan bahwa negosiasi tatap muka di Beijing mungkin terjadi jika perbincangan melalui sambungan telepon yang akan digelar pada minggu ini berlangsung produktif.

"Kami berencana menggelar perbincangan tingkat tinggi melalui sambungan telepon pada pekan ini dan jika kami membuat kemajuan yang signifikan, saya rasa ada peluang yang besar bahwa nantinya kami (Mnuchin & Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer) akan bertandang ke sana," kata Mnuchin seperti dikutip dari Bloomberg.

Dengan komentar pedas dari Trump tersebut, dikhawatirkan pihak China bisa tersulut dan menyebabkan perang dagang justru tereskalasi. Jika ini yang terjadi, dampaknya terhadap laju perekonomian dunia dipastikan akan signifikan, mengingat AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

Sebagai informasi, pada awal pekan ini biro statistik Negeri Panda mengumumkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China periode kuartal II-2019 berada di level 6,2% secara tahunan (year-on-year/YoY), menandai laju pertumbuhan ekonomi terlemah dalam setidaknya 27 tahun, seperti dilansir dari CNBC International. (ank/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2JJ91KF
via IFTTT

No comments:

Post a Comment