Pages

Thursday, August 15, 2019

Ancaman Resesi AS, IHSG Masih Deg-degan Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren pergerakan bursa saham domestik pada perdagangan Jumat ini (16/8/2019) masih dibayang-bayangi sentimen ancaman resesi global, terutama di AS, sehingga berpotensi menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini.

Prediksi ini terindikasi dari pergerakan IHSG pada perdagangan Kamis kemarin (15/8/2019) yang melemah 0,16% ke level 6.257,59.

IHSG melemah kala bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan bervariasi: indeks Nikkei ambruk 1,21%, indeks Straits Times jatuh 0,97%, indeks Shanghai naik 0,25%, dan indeks Hang Seng menguat 0,76%. Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham Korea Selatan diliburkan seiring dengan peringatan Liberation Day.


Riset Valbury Sekuritas mencermati, investor global saat ini tengah memiliki kehati-hatian yang tinggi menyusul inversi kurva yield (imbal hasil) obligasi AS bertenor 30 tahun dibandingkan dengan tenor lebih rendah seperti obligasi 10 tahun dan 1 tahun yang jatuh dalam titik terendahnya melewati batas psikologis 2,0%.

Meskipun masih menjadi perdebatan apakah inversi kurva obligasi menjadi indikator datangnya resesi, namun sentimen ini menunjukkan bahwa investor mulai mencari aset safe haven (aman) yakni obligasi jangka panjang, sehingga menurunkan yield.

Sentimen dari domestik, neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami defisit sebesar US$ 63,5 juta pada Juli 2019 MoM (month on month), yang utamanya akibat defisit dari neraca migas US$ 142 juta. Sedangkan untuk non-migas tercatat surplus USD78,9 juta MoM, tetapi secara year to date (ytd) mengalami defisit USD1,9 miliar.


Valbury menilai, dengan neraca dagang yang masih defisit, ini mengindikasikan tantangan global terutama dari perang dagang yang kembali eskalasi.

"IHSG diperkirakan bergerak pada level support [batas bawah] 6.194/6.130/6.098 dan resistance [batas atas] 6.290/6.322/6.385," tulis Valbury, Jumat (16/8/2019).

William Surya Wijaya, Direktur Indosurya Sekuritas berpendapat, IHSG saat ini masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah gejolak market global maupun regional, namun peluang kenaikan masih cukup besar.

"Momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian," kata William.

Indosurya memprediksi, hari ini IHSG berpotensi menguat pada kisaran 6.123 - 6.372.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/31GPVMx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment