Pages

Sunday, August 25, 2019

AS-China Kembali Bertikai, Bursa Singapura Langsung Amblas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (26/8/2019) bursa saham utama Singapura dibuka anjlok cukup dalam seiring dengan ekskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang mengguncang kepercayaan pelaku pasar terkait pemulihan ekonomi global.

Indeks Straits Times (STI) dibuka anjlok 1,41% ke level 3.066,49 poin, di mana 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, tidak ada saham yang mencatatkan kenaikan harga, 28 saham melemah, dan 2 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Jumat pekan lalu (23/8/2019), Negeri Tiongkok mengumumkan tarif baru sebesar 5-10% untuk produk impor asal Negeri Paman Sam senilai US$ 75 miliar. Bea masuk tersebut akan berlaku efektif pada 1 September dan 15 Desember, dilansir CNBC International.


Selain itu, China juga akan kembali mengenakan 25% tarif masuk terhadap mobil buatan AS dan suku cadangnya dikenakan bea masuk 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.

Negeri Tirai Bambu mengambil kebijakan di atas sebagai balasan atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang awal bulan lalu menetapkan akan mengenakan tarif senilai US$ 300 miliar pada produk asal China per 1 September. Meskipun, pengenaan untuk beberapa item ditunda hingga Desember.

"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.

Melihat China balas menyerang, AS pun tak tinggal diam dan mengirimkan serangan tarif balasan.

Melalui akun resmi Twitter pribadinya, Trump mengumumkan bahwa pihaknya akan menaikkan bea masuk atas produk impor China senilai US$250 miliar dari 25% menjadi 30%, di mana ini akan berlaku efektif pada 1 Oktober 2019.

Sementara itu, tarif sebesar 15% akan diberikan pada produk impor asal Negeri Tiongkok lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan berlaku mulai 1 September 2019. Padahal sebelumnya hanya dikenakan bea masuk sebesar 10%.

Lebih lanjut, Trump juga memerintahkan perusahaan-perusahaan asal AS untuk meninggalkan Negeri Tiongkok dan mulai mencari alternatif atas China, termasuk mulai membuat perusahaan-perusahaan AS membuat produknya di negeri sendiri.

Ekskalasi perang dagang tentunya merupakan kabar buruk bagi perekonomian Negeri Singa yang sangat bergantung pada permintaan ekspor. Jika ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut, semakin menyakiti perekonomian negara masing-masing, maka permintaan atas produk asal Singapura akan turut tertekan.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data produksi industri Singapura periode Juli pada pukul 12.00 WIB.

TIM RISET CNCB INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZqWJN5
via IFTTT

No comments:

Post a Comment