Pages

Thursday, September 5, 2019

Gawat, Negara Maju Ini Terancam Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Jangan dikira negara maju bisa menghindar dari bayang-bayang resesi alias pelemahan ekonomi. Jerman misalnya, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu, kini harus menghadapi ancaman merosotnya perekonomian.

Pesanan di sektor industri Jerman jauh di bawah perkiraan pada Juli. Melemahnya permintaan dari luar negeri menunjukan betapa menderitanya industri manufaktur di ekonomi terbesar Eropa yang kini dibayangi hantu resesi di kuartal ketiga ini.

Ekonomi Jerman yang sangat bergantung pada ekspor menderita karena lemahnya permintaan asing dan ketidakpastian bisnis. Penyebabnya antara lain perselisihan perdagangan antara AS dan Jerman dan tak menentunya kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Menurut Kementerian Ekonomi Jerman, kontrak untuk barang buatan Jerman di Juli turun -2,7% dibandingkan bulan sebelumnya akibat penurunan besar pemesanan dari negara-negara non-Eropa. Sebelumnya, di Juni angkanya mencapai 2,7%.

"Penderitaan di sektor manufaktur ini akan terjadi. Penurunan permintaan baru sangat signifikan di tengah risiko resesi dari ekonomi Jerman," kata ekonom dari VP Bank Thomas Gitzel sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Reuters Kamis (5/9/2019).

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi 0,1% dari kuartal ke kuartal pada kuartal kedua, karena ekspor yang lebih lemah, dengan penurunan penjualan asing didorong oleh Inggris. "Bahayanya besar, bahwa pertumbuhan negatif juga akan dicatat pada kuartal ketiga," tambahnya.

Data menunjukkan, pesanan dari negara-negara non-Eropa anjlok hampir 7% pada bulan itu sementara permintaan dari negara-negara zona Eropa dan pemesanan domestik naik sedikit. Tanpa efek mendistorsi pesanan massal, pesanan industri naik 0,5% pada bulan Juli.

Sementara itu, CFO Goldman Sachs Stephen Scherr mengatakan ekonomi Jerman memasuki apa yang ia sebut "masa awal dari pelemahan".

"Kita berada di masa-masa awal pelemahan. Saya pikir, kamu tahu, banyak orang dan banyak ekonomis bisa menunjukkan masalah-masalahnya, apakah itu sektor otomotif atau masalah perdagangan China yang membebani ekonomi Jerman," katanya Scherr sebagaimana dilansir CNBC International.

Pada kuartal pertama 2019, ekonomi Jerman tumbuh 2,8%. Namun di kuartal kedua, ekonomi Jerman hanya tumbuh 2,1%. (sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/32wLEvB
via IFTTT

No comments:

Post a Comment