Pages

Tuesday, August 6, 2019

Asa Damai Dagang Masih Ada, Indeks Shanghai Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai naik 0,27% ke level 2.785,03. Sementara itu, bursa saham Hong Kong melemah seiring dengan koreksi indeks Hang Seng yang sebesar 0,22% ke level 25.920,3.

Asa damai dagang AS-China yang masih ada sukses memantik aksi beli di bursa saham China. Kemarin (6/8/2019) waktu setempat dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump masih terbuka untuk menandatangani kesepakatan dagang dengan China. Jika kesepakatan dagang kedua negara bisa diteken, Kudlow menyebut bahwa akan ada fleksibilitas terkait dengan bea masuk terhadap produk impor asal China.

Seperti yang diketahui, pada hari Kamis (1/8/2019) Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

Pengumuman dari Trump ini datang pasca dirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai pada pekan kemarin.

China pun tak terima dengan sikap Trump yang 'ngegas' tersebut. Kemarin pagi waktu setempat, China mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS pada awal September mendatang dengan mengonfirmasi pemberitaan bahwa perusahaan-perusahaan asal China akan berhenti membeli produk agrikultur asal AS.

Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KAEEXp
via IFTTT

No comments:

Post a Comment