Pages

Saturday, August 24, 2019

Duh, Kebakaran Hutan Amazon Setara 3x Lapangan Bola/Menit

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebakaran hutan di Amazon, Brazil, mencapai rekor terparah pada tahun ini. 

Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa Brasil (INPE) melaporkan, terjadi peningkatan 73 ribu titik api atau meningkat 80% sepanjang tahun ini yang berpusat di lembah Amazon, hutan hujan tropis terbesar di dunia. Jumlah titik api ini tertinggi dalam 6 tahun terakhir. 

Duh, Kebakaran Hutan Amazon Setara 3x Lapangan Bola/MenitFoto: Kebakaran Hutan Amazon (NASA/NOAA/Handout via REUTERS)

Mengutip laporan Business Insider, hutan Amazon telah dirusak karena deforestasi dalam beberapa pekan terakhir. Luas lahan yang terbakar melansir data INPE setara dengan tiga  lapangan sepak bola per menit. 

Juli lalu, Amazon telah kehilangan lahan seluas 1.345 kilometer persegi atau 519 mil persegi.  The Guardian melaporkan, ini adalah rekor deforestasi terbanyak yang dialami Amazon dalam sebulan terakhir. 

"Deforestasi di Amazon dapat membuat efek perubahan iklim yang tidak dapat dipulihkan," tulis Business Insider, dikutip Minggu (25/8/2019). 

Pakar ekologi Thomas Lovejoy, berpendapat penggundulan hutan menjadi penyebab terjadinya kebakaran hebat yang terjadi setelah Presiden Brazil Jair Bolsonaro memberikan ijin untuk mengembangkan area hutan hujan tropis yang belum tersentuh menjadi lahan pertambangan dan pertanian. Pembalakkan pun tak terhindarkan. 

"Kebakaran ini adalah konsekuensi dari peningkatan deforestasi baru-baru ini," kata Thomas Lovejoy, kepada National Geographic. 

Amazon adalah paru-paru dunia, karena memiliki 2,6 juta mil persegi hutan hujan tropis. Melalui proses fotosintesis, Amazon mengubah 20% oksigen Bumi, sehingga menyimpan 80 hingga 140 miliar metrik ton karbon.

Namun, karena deforestasi dan konversi lahan, 0,5 miliar metrik ton karbon dilepaskan ke atmosfer, mempercepat dampak pemanasan global secara signifikan. 

"Efek dari kerusakan hutan di Amazon tidak hanya di Amazon. Mereka mempengaruhi kita semua," kata Robin Chazdon, profesor emeritus University of Connecticut kepada NBC News. 

(gus)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PeG0wt
via IFTTT

No comments:

Post a Comment