Indeks acuan Nikkei 225 turun 1,07% atau 221,35 poin menjadi 20.463,47 pada awal perdagangan, sementara indeks Topix yang lebih luas turun 0,81% atau 12,21 poin menjadi 1.491,63.
Pada perdagangan hari Senin di Amerika Serikat (AS), indeks Dow turun 391 poin dan ditutup menjadi 25.896,44, sementara indeks S&P 500 anjlok 1,24% menjadi 2.882,44. Indeks Nasdaq Composite juga terkoreksi 1,2% untuk ditutup menjadi 7.863,41.
Penurunan ini terjadi karena imbal hasil (yields) obligasi menurun akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap keadaan ekonomi global. Imbal hasil patokan Treasury bertenor 10-tahun, yang anjlok ke level terendah sejak 2016 pekan lalu, turun kembali menjadi 1,63% pada hari Senin.
Sementara itu spread antara imbal hasil Treasury bertenor 2-tahun dan 10-tahun menyempit menjadi hanya 6 basis poin pada hari Senin, mendekati level terendah sejak 2007. Spread keduanya yaitu sebesar 1,6403%, seperti dikutip dari CNBC International.
Selain itu, isu perang dagang yang semakin tidak jelas arahnya juga turut menjadi beban bagi pasar saham. Pada Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS akan terus mengadakan pembicaraan perdagangan dengan Beijing, tetapi ia juga mengatakan bahwa AS tidak siap untuk membuat kesepakatan untuk saat ini.
Pembicaraan perdagangan akan dilanjutkan di Washington pada awal September setelah tarif baru 10% untuk barang-barang China senilai US$ 300 miliar diberlakukan mulai 1 September. Akibat kabar ini, Bursa Eropa juga ditutup di zona merah. Indeks Pan-European Stoxx 600 untuk sementara ditutup turun hampir 0,3%. Padahal di awal perdagangan indeks ini sempat membukukan kenaikan hampir 1%.
[Gambas:Video CNBC] (sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KtysBu
via IFTTT
No comments:
Post a Comment