Namun menggantikan OS Android bukan perkara mudah. Nokia, Blackberry, Microsoft, Intel, Palm dan Firefox pernah berusaha membuat OS tandingan Android. Hasilnya, mereka semua gagal menggusur dominasi Android.
Samsung juga mencoba mengurangi ketergantungan pada Android dengan menerbitkan OS sendiri bernama Tizen pada 2015. Banyak yang menyakini OS Samsung akan mampu bersaing. Pasalnya Samsung merupakan produsen smartphone terbesar di dunia dari sisi penjualan.
Tizen kemudian ditanamkan pada ponsel Samsung Z1 di India. Namun penerimaan pengguna terhadap ponsel ini cukup rendah. Banyak kritikus dan riviewer mengkritik ponsel ini karena performanya yang buruk, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/7/2019).
Bahkan Huawei tidak bersedia untuk menggunakan Tizen. Mengutip Wall Street Journal, Petinggi Huawei Richard Yu mengatakan Huawei tidak akan menggunakan Tizen.
"Di masa lalu kami memiliki tim untuk melakukan riset pada Tizen kemudian saya batalkan," ujar Richard Yu. "Kami merasa Tizen tidak memiliki peluang untuk sukses."
Setelah serangkaian kegagalan tersebut Samsung kini makin tergantung pada Android. Tizen masih tetap ada, namun kebanyakan dipakai untuk smart watches dan TV.
(roy/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OXGnLE
via IFTTT
No comments:
Post a Comment