Pages

Tuesday, August 6, 2019

Kritik Dahlan Iskan: Ke Mana 'Kopassusnya' PLN Sekarang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dahlan Iskan buka suara. Kejadian pemadaman listrik massal pada Minggu-Senin lalu membuatnya gatal untuk mengulasnya. Bahkan mantan dirut PLN, menteri BUMN ini mengkritik keras PLN dalam catatan Dahlan Iskan di laman Dahlan Iskan Way seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (7/8/2019).

Pada tulisan itu, Dahlan menceritakan alur logika kenapa pemadaman listrik terjadi di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah. Hanya gara-gara 'goyangan' sebuah pohon sengon, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Pemalang, Jawa Tengah bermasalah sehingga berakibat fatal sampai melumpuhkan listrik di sebagian Pulau Jawa. (Baca: di artikel terkait di bawah ini)

Dahlan bilang pokok masalahnya adalah sistem kelistrikan di Jabodetabek dan sekitarnya menggantungkan pasokan listrik dari pembangkit listrik di Jawa Timur. Listrik itu disalurkan melalui jaringan SUTET di sisi utara termasuk Pemalang yang bermasalah dan jalur sisi tengah. 

Pada saat kejadian, gangguan di SUTET utara tak bisa diantisipasi melalui saluran SUTET jalur tengah karena sedang ada perbaikan.

"Hari Minggu itu ada perbaikan SUTET jalur tengah. Di timur Tasikmalaya. SUTET-nya dimatikan. Dengan pertimbangan sangat rasional: pada hari Minggu beban listrik di sekitar Jakarta turun drastis. Cukup dilayani jalur utara," kata Dahlan.

"SUTET Utara kena sengon. SUTET tengah lagi diperbaiki," katanya.

Hal ini yang memantik pertanyaan dan sekaligus kritik Dahlan kepada PLN. Ia mempertanyakan soal keberadaan tim khusus 'berani mati' di PLN yang tugasnya merawat SUTET tanpa perlu mematikan sistem.

Dahlan, seolah ingin mengatakan bahwa bila kejadian di SUTET utara bermasalah, setidaknya bisa ditangani oleh SUTET selatan, yang perawatannya seharusnya tanpa mematikan sistem, sehingga kejadian pemadaman listrik di Jawa Barat, DKI, Banten bisa dihindari pada Minggu-Senin lalu.



Berikut pernyataan lengkap Dahlan soal kritiknya pada PLN, terkait tim khusus PLN.

Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan 'Kopassus'-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu? Yang bisa memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem itu?
Dibubarkan? Tidak diteruskan? Tidak cukup? Tidak dikembangkan? Tidak ada anggaran?

Saya masih ingat. Peresmian pasukan itu dilakukan besar-besaran. Di Monas. Dengan demo cara-cara memelihara SUTET. Tanpa mematikannya.
Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus. Karena itu kita juluki 'Kopassus'-nya PLN.

Di PLN juga ada satu departemen khusus: namanya P2B. Itulah yang mengatur seluruh sistem listrik di Jawa. Isinya orang-orang istimewa. Ahli-ahli listrik.

Saya menyebutnya 'otak'-nya listrik. Lembaga itulah yang mengatur seluruh sistem di Jawa. Kadang saya dikritik. Terlalu mengistimewakan P2B. Saya tidak peduli. Saya sudah biasa mengistimewakan redaksi. Dalam seluruh organisasi surat kabar.

SUTET di bawah P2B itu. Tapi P2B di bawah siapa?

Organisasi PLN sekarang sudah beda. Di Jawa ada tiga direksi. Direktur Jatim/Bali, Direktur Jateng/DIY dan Direktur Jabar/DKI.

P2B bisa punya posisi yang tidak jelas --di bawah koordinasi direktur yang mana. Mungkin sudah diatur. Orang luar seperti saya tidak bisa melihat.

P2B itu perlu terus berkoordinasi. Tiap tiga bulan mereka harus rapat. Untuk evaluasi perkembangan sistem di Jawa.

Adakah rapat itu masih ada? Atau sudah ditiadakan? Rapat-rapat P2B tidak boleh dianggap rapat biasa --yang bisa dihapus demi penghematan.

Demi laba.

Memang ironi: listrik itu baru diingat justru di saat ia mati.

(hoi/hoi)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2TaBYUa
via IFTTT

No comments:

Post a Comment