Pekan lalu, bursa saham domestik ditutup dengan pelemahan sebesar 0,65% ke level 6.340,18. Sejak awal dagang, Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi 0,63% ke posisi 6.341,12.
William Surya Wijaya, Director Indosurya Sekuritas berpendapat, pergerakan IHSG di awal pekan ini, Senin (5/8/2019) akan ditopang oleh rilis data pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2019 yang akan dirilis Badan Pusat Statistik.
"Menjelang rilis data perekonomian tentang PDB yang disinyalir akan terdapat hasil yang bagus menunjukkan bahwa fundamental perekonomian masih terjaga dengan baik dapat turut menopang pola gerak IHSG," kata William, dalam riset harian, Senin (5/8/2019).
Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia,pertumbuhan ekonomi nasional periode April-Juni diperkirakan sebesar 5,05% year-on-year (YoY).
Sementara pertumbuhan ekonomi secara kuartalan diperkirakan 4,19%. Kemudian pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 diramal 5%.
Namun demikian, lanjut William, perkembangan pola gerak IHSG masih menunjukkan potensi penguatan yang cukup besar di tengah gejolak tekanan harga komoditas serta terlihat peluang penguatan Rupiah terhadap US$.
Pilarmas Investindo Sekuritas mencermati, memanasnya hubungan antara Korea Selatan dan Jepang yang akan berdampak pada pasar Asia. Ini bermula dari pidato Nasional Jepang yang berencana mencoret Korea Selatan dari daftar perdagangan, artinya Korea Selatan akan dihapus dari daftar tujuan ekspor.
"Hari ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas pada level 6.320 - 6.356," ungkap Pilarmas Sekuritas. (hps/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ODxdUB
via IFTTT
No comments:
Post a Comment