Pages

Friday, August 9, 2019

Usia Muda Mau Beli Saham? Pelajari Ini Dulu yah Gaes...

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi pasar modal tampaknya mulai marak di kalangan milenial, apalagi di tengah penetrasi internet dan dunia informasi teknologi. Salah satu buktinya, banyak anak muda sukses berinvestasi di saham, produk pasar modal yang paling terkenal di Indonesia selain reksa dana.

Belvin Tannadi adalah satu dari sekian anak muda yang sukses di pasar saham. Sebagai investor muda sekaligus pemilik Ilmusaham.com, Belvin mengatakan bahwa banyak sekali orang yang sudah sukses dan berhasil dengan bisnis trading (perdagangan saham via online) dan investasi ini pun mulai dilirik para milenial.



Hanya saja, menurut dia, tanpa pengetahuan dan pengalaman yang cukup, maka saat terjun ke bisnis trading saham akan menjadi jalan yang berbahaya. Itu karena banyak sekali 'karang' tajam yang membuat calon investor putus harapan karena mengalami rugi tanpa tahu ilmunya.

Sebab itu, dia menyarankan bagi para pemula yang ingin menjalani investasi saham sebaiknya mempelajari analisis teknikal dan analisis fundamental yang menjadi dasar sebelum membeli saham.

Selain itu, calon investor juga diminta rajin membaca dan mencari informasi di berbagai media, termasuk melalui buku saham.


"Untuk pemula saya sarankan rajin baca buku-buku saham, belajar analisa teknikal dan fundamental. Untuk analisa saya belajar chart pattern [pola grafik] dan candlestick pattern [pola grafik lilin]. Untuk fundamental pelajari ROE, PER, DER, EPS dan Book value," kata Belvin kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

ROE (return on equity) adalah rasio pengembalian terhadap ekuitas. ROE bisa menunjukkan pada para investor mengenai kemampuan modal yang dimiliki oleh perusahaan sendiri (ekuitas) untuk menghasilkan laba bersih.

Adapun PER (price earning ratio) adalah perbandingan antara harga saham dan laba bersih perusahaan. Dengan tahu level PER dari satu emiten, calon investor bisa tahun apakah harga saham emiten itu wajar atau tidak secara nyata, jadi bukan hanya lewat perkiraan.

DER (debt equity ratio) ini membandingkan jumlah seluruh utang emiten atas modalnya. Jadi kian tinggi besaran rasio DER, kian meningkat level risiko emiten itu.

Sementara EPS (earnings per share) atau l

aba bersih per saham. Makin rasio EPS ini, maka kinerja perusahaan semakin membaik. Di sisi lain, PBV (price to book value) adalah rasio yang membandingkan nilai pasar suatu saham terhadap nilai buku per saham, biasanya dipakai untuk melihat bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, dan asuransi.

Lebih lanjut, Belvin Tannadi menjelaskan, 

setelah calon investor yakin, bisa membuka rekening efek (saham) di perusahaan sekuritas (broker) yang dipilih sesuai dengan keinginan, lalu dengan deposit awal misalnya minimal Rp 100.000.

Sebagai informasi, ada puluhan perusahaan efek atau broker saham yang tersebar di seluruh Indonesia, ada yang BUMN ada pula swasta dan juga asing. Masing-masing berbeda dari sisi fee dan layanan lainnya, termasuk juga dengan besaran minimal deposit di rekening efek, ada yang Rp 100.000, ada juga minimal Rp 10 juta.

Selain itu, katanya, calon investor diminta mempelajari juga tentang saham blue chip alias saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).



Belvin menjelaskan bahwa blue chip adalah istilah pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah tidak terlalu banyak.


"Saran bagi yang ingin investasi cari yang blue chip itu didapat dari saham [yang masuk anggota] Indek LQ45 yang ROE rata-rata 4 tahunnya di atas 15%, laba stabil dan ekuitas bertumbuh. Saham blue chip biasanay akan memberikan dividen [keuntungan dari laba yang dibagikan kepada investor] secara reguler sekalipun bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya," paparnya.

Indeks LQ45 adalah salah satu indeks patokan di BEI yang berisi 45 saham emiten paling likuid diperdagangkan. Indeks ini selalu diperbaharui oleh BEI setiap 6 bulan.

Selain itu, katanya, lakukanlah deposit 30% cash terlebih dahulu dari keseluruhan dana investor. "
Setelah itu jika ada saham yang bagus belilah maksimal dana 10% dari total dana yang disetorkan [di deposit] dan jangan langsung dibelikan semua."

"Jika Anda sudah merasa mahir dalam bisnis ini maka lakukan top-up secara berkala. Terakhir, bukalah komunikasi dengan komunitas saham agar Anda mendapatkan banyak informasi," katanya.

Simak pilihan investasi saham untuk mahasiswa.

[Gambas:Video CNBC]

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MaKhP7
via IFTTT

No comments:

Post a Comment