Pages

Wednesday, August 7, 2019

Wall Street Semringah, Bursa Jepang Dibuka Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Nikkei di Bursa Tokyo dibuka naik pada perdagangan Kamis pagi ini (8/8/2019, ditopang langkah investor yang mulai memburu saham kembali 4 hari terakhir anjlok yang sebagian disebabkan aksi ambil untung alias profit taking.

Penurunan indeks utama di bursa saham Negeri Sakura dalam 4 hari terakhir itu terjadi karena investor banyak melakukan aksi jual karena kekhawatiran atas ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang masih berlanjut.


Data perdagangan mencatat, Indeks Nikkei 225 naik 0,30% atau 61,87 poin menjadi 20.578,43 pada awal perdagangan hari ini, sementara indeks Topix, indeks dengan cakupan yang lebih luas, naik tipis 0,04% atau 0,59 poin menjadi 1.500,52.


Sebelumnya, China membiarkan mata uangnya, yuan, jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu dekade terhadap dolar AS ketika yuan menembus CNY 7/US$, dan memicu aksi jual terburuk tahun ini di bursa Wall Street. Perang mata uang atau currency war itu pun mempengaruhi bursa regional Asia.

Ketegangan antara China dan AS telah meningkat sejak pekan lalu, ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 10% terhadap barang China senilai US $ 300 miliar.

Perang dagang antara China dan AS telah berlangsung selama lebih dari 1 tahun. Investor juga khawatir tentang dampaknya dalam hal pertumbuhan global dan keuntungan perusahaan-perusahaan yang berkaitan langsung dengan perdagangan dua negara maju tersebut.

Beberapa bank sentral bahkan sudah mulai memotong suku bunga di tengah tekanan ini.

Dari AS, pada penutupan Wall Street tadi pagi, Indeks S&P 500 menguat 0,05% di level 2.883,98, Nasdaq juga naik 0,38% di level 7.862,83, sementara Indeks Dow Jones (DJIA) melemah 0,09% di level 2.6007,07.

"Jika kita mendapatkan lebih banyak berita utama dan bolak-balik soal China dan AS terus-terusan, maka saya pikir [indeks] kita kembali lebih rendah lagi. Tapi sekarang semuanya tampaknya sudah diantisipasi pasar atau priced in. Jika kita tidak mendapatkan berita utama lagi, saya pikir itu pasar sudah tertekan," kata Michael Katz, mitra di Seven Points Capital, dikutip CNBC International.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MNLfjJ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment