Pages

Saturday, August 17, 2019

Waw, Rusia Nampung Emas Paling Banyak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Gonjang ganjing perekonomian global membuat banyak bank sentral melirik emas. Saat ini, emas sepertinya memperoleh status lagi sebagai aset cadangan yang berharga dan diminati.

Ini terlihat dari langkah bank sentral yang secara cepat dan konsisten menambah cadangan devisa mereka sejak krisis Asia tahun 1998. Meski dolar masih populer, menurut statistik International Monetary Fund (IMF) emas menempati urutan ketiga sebagai cadangan yang diminati, terhitung 11% dari cadangan global.

"Jika dilihat secara geografis, Rusia telah menjadi pembeli emas yang paling berkomitmen," sebagaimana ditulis Isabelle Strauss-Kahn seperti dilansir dari World Gold Council. Rusia mengakuisisi hampir 275 ton pada 2018, jumlah terbesar yang pernah dibeli dalam satu tahun.


Negara lain yang juga terus mengumpulkan emas adalah China. Negeri tirai bambu ini, juga telah secara konsisten menambah cadangannya.

Negara berkembangpun tak ketinggalan. Selama setahun terakhir grafiknya menunjukan tren peningkatan. Dalam tulisannya Strauss-Kahn mengatakan negara itu antara lain, Hongaria, Polandia, Mesir, Kazakhstan dan India.

Cadangan adalah elemen penting dalam gudang senjata suatu negara, yang dapat memberikan perlindungan terhadap guncangan domestik dan eksternal. Cadangan ini juga bertindak sebagai wujud kepercayaan terhadap dunia luar.


Dalam tulisan yang sama Strauss-Kahn menuturkan selama 2018 saja, bank sentral dunia telah membeli 651 ton emas atau naik 74% dibandingkan dengan tahun 2017. Ini merupakan level tertinggi sejak 1971.

Sementara itu, permintaan emas pada kuartal II tahun ini mencapai 1.123 ton, naik 8% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sementara untuk semester pertama tahun ini permintaannya mencapai 2.181,7 ton.

Kondisi tersebut sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pembelian yang dilakukan oleh bank sentral, yang mencapai rekor pembelian bersih lebih dari 224 ton emas di kuartal II.

faktor utama yang mendorong arus dana masuk ke sektor ini adalah ketidakstabilan geopolitik yang berkelanjutan, ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, dan kenaikan harga emas pada Juni.

Besarnya pembelian emas membuat total pembelian semester 1 menjadi 374,1 ton, kenaikan bersih 6 bulan awal terbesar dalam cadangan emas global dalam rangkaian data 19 tahun secara triwulanan milik Gold Hub.

"Pembelian bank sentral dan aliran dana sehat yang masuk pasar Exchange Traded Fund (ETF) adalah kekuatan pendorong di belakang permintaan emas sepanjang paruh pertama 2019," tulis Gold Hub dalam laporannya, Kamis (1/8/19).

Kepemilikan ETF yang beraset dasar emas (gold-backed ETFs) tumbuh 67,2 ton di kuartal II-2019 ke level tertinggi dalam enam tahun terakhir menjadi 2,548 ton.

Harga emas juga mencapai rekor tertinggi secara multi-year di kuartal kedua, yaitu US$ 1.400/troy ounce (oz). Hal ini terjadi untuk pertama kalinya sejak 2013, sementara harga lokal di beberapa pasar juga mencapai rekor tertinggi.

Dalam laporannya, Gold Hub menyebut pembelian emas tersebar di beragam negara, sebagian besar di pasar negara berkembang.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OZtGjv
via IFTTT

No comments:

Post a Comment