Pages

Saturday, September 7, 2019

Penyakit Paru-Paru Misterius Telan Korban Jiwa, Gegara Vape?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 3 orang meninggal secara misterius karena penyakit paru-paru yang kemungkinan besar disebabkan oleh vape. Pemerintah Amerika Serikat (AS) pun mengaku cukup kebingungan dengan situasi ini.

Demikian dikemukakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, seperti dikutip CNBC International, Minggu (8/9/2019).

Seorang pasian di Indiana meninggal, setelah kematian serupa dilaporkan sebelumnya di Illionis dan Oregon, seperti dikemukakan Ileana Arias Wakil Direktur Pelaksana Penyakit Menular CDC kepada awak media.

Penyakit Paru-Paru Misterius Telan Korban Jiwa, Gegara Vape?Foto: Muhammad Sabki

Para pejabat pemerintah saat ini tengah menginvestigasi musabab kematian tersebut.

"Sampai kita memiliki alasan selagi penyelidikan tengah berlangsung, kami merekomendasikan kepada setiap prang untuk mempertimbangkan kembali tidak menggunakan rokok elektrik,"

"Karena semakin banyak informasi yang bermunculan, kami bisa membatasai produk rokok elektrik tertentu," jelasya

Pejabat kesehatan pemerintah kini tengah menginvestigasi sebanyak 450 kemungkinan kasus yang terkait dengan penggunaan vape di 33 negara bagian negeri Abang Sam, termasuk 215 kasus yang sebelumnya telah dilaporkan.

Sampai saat ini belum jelas apa sebenarnya yang menjadi penyebab penyakit yang mengakibatkan sejumlah orang meninggal, sampai para pejabat resmi mendapatkan informasi lebih detail.

CDC pun mendesak kepada masyarakat untuk tidak membeli rokok elektrik di sepanjang jalan atau menambahkan zat-zat tertentu yang memang tidak diperkenankan dicampur dalam komponen vape.

Sejauh ini, memang banyak pasien yang menjadi sakit pasca menghirup THC, sebuah komponen dalam dalam ganja. Beberapa melaporkan, sebagian besar orang memang menggunakan THC dan rokok elektrik ketimbang nikotin.

FDA saat ini tengah menganalisi lebih dari 120 sampel untuk keberadaan berbagai macam zat termasuk nikotin, THC, cannabinoid lain, hingga opioid.

Direktur Pusat Administrasi Makanan dan Obat untuk Produk Tembakau Mitch Zeller mengatakan bahwa tes laboratorium telah menunjukkan bahwa tidak ada satipun zat yang mengandung vitamin E asetat dari semua produk yang diuji.

Para dokter bahkan telah menerbitkan laporan terperinci tentang kasus-kasus yang terjadi dalam New England Journal of Medicine dengan harapan dapat mendefinisikan penyakit dan membantu dokter untuk mengetahui penyakit yang dimaksud.

Dalam kasus ini, pasien memang kerap kali mengalami gejala betahap seperti kesulitan bernafas, sesak nafas, dan nyeri dada sebelum di rawat di rumah sakit. Bahkan, ada gejala-gejala lain seperti muntah atau diare, hingga demam dan kelelahan.

Gambar X Ray dari pasien yang tekan dampak dari rokok elektrik biasanya menunjukkan bayangan yang sama dengan pasian penderita pneunomonia virus atau sindrom gangguan pernapasan akut, kata Dixir Harris, seorang Pulonomolog.

Hal ini membuatnya melakukan bronkoskopi pada beberapa pasian. Dokter tidak menemukan infeksi, kemudian mereka menganggap itu ada kaitannya dengan pengguna vape.

"Sikap saya secara keseluruhan sebagai dokter paru-paru, saya tidak ingin ada yang memasukkan sesuatu ke paru-paru mereka," kata Harris.

"Tapi saya pikir ada sesuatu yang sedang terjadi dan satu hal umum yang membuat organ paru-paru ini kemudian bereaksi," tegasnya.

(gus/gus)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PUOVDu
via IFTTT

No comments:

Post a Comment