Pages

Monday, September 23, 2019

Sampai 2050 RI Mungkin Belum Resesi, Tapi Harus Hati-hati!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian ekonomi global masih tinggi, yang bisa saja berujung kepada resesi. Indonesia mungkin jauh dari jurang resesi, tetapi kewaspadaan tidak boleh dikendurkan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memiliki perangkat untuk mengukur tingkat ketidakpastian ekonomi global yaitu World Uncertainty Index (WUI). Indikator ini dikembangkan oleh Hites Ahir dan Davide Furceri dari IMF bekerja sama dengan Nicholas Bloom dari Stanford University.

WUI mengukur tingkat ketidakpastian global dan 143 negara secara individual. Data ini berasal dari kompilasi laporan Economist Intelligence Unit (EIU). Dasarnya adalah menghitung kata 'ketidakpastian' (uncertainty, uncertainties, uncertain).


Dalam beberapa waktu terakhir, ternyata kata-kata tersebut sangat erat berhubungan dengan proteksionisme, North American Free Trade Agreement (NAFTA), bea masuk, perdagangan, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), dan World Trade Organizations (WTO). Jadi sudah jelas bahwa sumber utama ketidakpastian ekonomi global dalam beberapa waktu terakhir adalah perdagangan.

"WUI menunjukkan bahwa ketidakpastian mulai meningkat sekitar kuartal III-2018, bertepatan dengan babak lanjutan pengenaan bea masuk baik oleh Amerika Serikat (AS) maupun China. Kemudian ketidakpastian mulai turun pada kuartal berikutnya seiring 'gencatan' senjata AS-China di pertemuan G20 di Buenos Aires. Namun pada kuartal I-2019, ketidakpastian kembali meningkat, lagi-lagi karena pengenaan bea masuk baru.

"Kami menemukan bahwa ketidakpastian ini akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dunia. Berdasarkan perkiraan kami, ketidakpastian di sisi perdagangan cukup untuk membuat pertumbuhan ekonomi global berkurang 0,75 poin persentase pada 2019," papar laporan IMF.

Saat AS dan China, dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, saling hambat dalam berdagang maka yang menjadi korban adalah rantai pasok global. Arus perdagangan dan investasi global menjadi seret sehingga membuat pertumbuhan ekonomi melambat.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2l02val
via IFTTT

No comments:

Post a Comment