Cuitan Trump ini datang sehari setelah upaya pemakzulan Trump diumumkan Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi. Setelah skandal komunikasi teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terungkap.
Trump dianggap telah melakukan penyelewengan kebijakan. Pasalnya dalam pembicaraan telepon yang dilakukan Juli itu, Trump mendesak Zelensky untuk menyelidiki anak Joe Biden, Hunter, yang pernah menjadi direksi di perusahaan energi Ukraina.
Trump bahkan menekan Zelensky dengan anggaran militer AS. Joe Biden adalah Wakil Presiden Barrack Obama dan kini tengah mengikuti konvensi Partai Demokrat untuk maju melawan Trump di Pilpres AS 2020 nanti.
Sebenarnya upaya melengserkan sang presiden bukan kali pertama terjadi. Di 2016, Trump juga terancam lengser karena skandalnya dengan Rusia.
Itu terjadi setelah laporan mantan penasihat khusus Robert Mueller ke Kongres yang menemukan adanya hubungan antara kampanye Trump dengan Rusia. Kala itu Rusia disebut-sebut memiliki andil dalam membuat Trump menang pemilu 2016 melawan saingannya, Hillary Clinton.
"Jika saya dilengserkan, Saya pikir pasar akan ambruk. Semua orang akan sangat menderita," cuit Trump saat itu.
"Tanpa pemikiran ini, Anda akan melihat angka-angka yang tidak akan Anda percayai secara terbalik," kata Trump saat itu, sambil menunjukkan tangan ke kepalanya.
"Saya menyingkirkan peraturan. Pemotongan pajak adalah hal yang luar biasa,".
Ungkapan Trump sepertinya tidak main-main. Wall Street ditutup memerah pada perdagangan Kamis (26/9/2019).
Kekhawatiran akan internal politik Amerika Serikat, terkait rencana impeachment (pemakzulan) parlemen terhadap Presiden Donald Trump, menjadi penyebab. Meski demikian, penurunan lebih dalam bisa dicegah dengan berita baik dari negosiasi dagang antara AS dan China.
Dow Jones ditutup turun 79,59 poin atau 0,3% ke 26.891,12. Sementara S&P turun 7,25 poin atau 0,2% menjadi 2.977,62 dan Nasdaq turun 46,73 poin atau 0,6% menjadi 8.030,66.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2n8cmex
via IFTTT
No comments:
Post a Comment