Pages

Tuesday, October 22, 2019

Menteri Kabinet Jokowi Dilantik, Pasar Obligasi Semringah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi rupiah pemerintah diprediksi masih dapat menguat dan memperpanjang reli yang terjadi sejak 2 pekan lalu jika hasil pengumuman susunan kabinet menteri pemerintahan baru Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin yang akan dilantik Rabu ini (23/10/2019) tidak mengecewakan pelaku pasar.

Rabu ini susunan kabinet pemerintahan baru akan diumumkan presiden terpilih Jokowi, yang dapat menjadi katalis pasar keuangan, salah satunya pasar surat utang negara (SUN). Meskipun dapat menguat, pelaku pasar dinilai masih harus berhati-hati.


"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas. Ruang penguatan sudah tidak ada, kenaikan hanya mengandalkan sentimen positif [dari pengumuman menteri-menteri]. Tetap berhati hati, karena rawan profit taking," ujar Maximilanus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya hari ini (23/10/19).

'Alarm' kehati-hatian, tuturnya, masih harus dinyalakan karena saat ini reli penguatan harga, yang berarti penurunan tingkat imbal hasil (yield), sudah cukup panjang dan hari ini akan menjadi titik penting.

Begitu menentukannya hari ini, lanjut Nico dan tim, adalah karena tren reli panjang, adanya pengumuman menteri, hasil lelang SUN yang baik yang dilangsungkan Selasa kemarin, penentuan suku bunga acuan domestik besok, sehingga hari ini akan menjadi titik balik menjadi koreksi atau justru masih dapat memperpanjang reli.

Selain faktor domestik, dia juga memasukkan beberapa faktor global yaitu probabilitas turunnya suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) di akhir bulan ini dan Desember, potensi pergantian pemimpin Hong Kong oleh China, dan potensi perpanjangan waktu Brexit.

Kemarin, pemerintah menggelar lelang SUN konvensional rutin, yang secara mengejutkan sesuai prediksi ternyata ramai karena masih lebih banyak sentimen positif di pasar dibandingkan dengan sentimen negatifnya.

Hasil lelang menunjukkan jumlah penerbitan mencapai Rp 27,2 triliun, nilai tertinggi sejak 15 Januari.

Angka itu di atas target indikatif pemerintah Rp 15 triliun, di atas lelang sebelumnya Rp 23,8 triliun, dan di atas rerata lelang sejak awal tahun Rp 21,38 triliun. Angka permintaan dalam lelang kemarin mencapai Rp 73,86 triliun, di atas lelang sebelumnya Rp 48,01 triliun, dan di atas rerata lelang sejak awal tahun Rp 48,3 triliun.

Saat ini pelaku pasar keuangan global sedang memperhatikan tiga hal penting dari tingkat global selain potensi penurunan suku bunga acuan AS.

Ketiganya adalah rencana China menggelar dua pertemuan yang akan membahas pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu, optimisme Presiden AS Donald Trump terhadap keberhasilan perundingan AS-China November nanti, dan masih terbukanya kesempatan soft Brexit bagi Inggris.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/31zzNfD
via IFTTT

No comments:

Post a Comment