Pages

Wednesday, October 2, 2019

Menuju 6.000, IHSG Berpotensi Melemah 5 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan pelemahan sangat dalam dan menjadi koreksi keempat secara berturut-turut, dengan kehilangan 82 poin atau amblas 1,35% ke level 6.055, Rabu kemarin (2/10/2019).

Untuk perdagangan Kamis ini (3/10/2019),Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali melemah. Rentang perdagangannya diperkirakan akan menguji level 6.000 hingga 6.085.

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama pada penutupan pagi tadi ditutup anjlok karena pelaku pasar di bursa Wall Street masih mencemaskan data manufaktur AS yang semakin menurun. Indeks Dow Jones pun ditutup anjlok 1,86%, indeks S&P 500 terpangkas 1,79%, dan indeks Nasdaq Composite turun 1,56%.

Pelaku pasar sudah menilai sektor manufaktur AS memasuki resesi. Meski ekonomi secara keseluruhan masih tumbuh positif, tetapi data PMI merupakan salah satu leading indicator utama yang menunjukkan arah perekonomian ke depan. Artinya, risiko resesi di AS memang boleh dibilang semakin nyata.

Investor juga menantikan rilis data lanjutan dari ISM yaitu PMI sektor jasa yang akan keluar besok. Namun biasanya sektor jasa bergerak searah dengan manufaktur, dan kalau itu terjadi maka prospek ekonomi Negeri Adidaya akan semakin suram.

Dari dalam negeri, setelah menjadi penopang IHSG selama beberapa minggu ke belakang, investor domestik kemarin jor-joran melepas portofolio sahamnya. Ditambah lagi investor asing yang mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 270 miliar di pasar reguler kemarin.

Secara teknikal, IHSG sedang mengarah turun, terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah rata-ratanya selama 5 hari terakhir (moving average/MA-5) yang diwakili garis berwarna hijau pada grafik di bawah ini.

Indikator moving average convergence-divergence (MACD) masih berada di wilayah negatif membentuk pola persilangan mati (dead cross).

Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv

Potensi pelemahan pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berlanjut meski rasanya tidak akan sedalam kemarin. Level 6.000 secara psikologis akan menjadi penahan koreksi utama (support level) indeks.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(yam/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2nZZqIG
via IFTTT

No comments:

Post a Comment