Pages

Tuesday, October 1, 2019

Sinyal Resesi Global Makin Kuat, Straits Times Anjlok 0,75%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka melemah cukup dalam pada perdagangan hari ini (2/10/2019) seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar atas perlambatan ekonomi global

Indeks Straits Times dibuka anjlok 0,75% ke level 3.122,34 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 1 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 25 saham melemah, dan 4 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Kecemasan investor atas perekonomian global meningkat setelah rilis data ekonomi terbaru dari ekonomi nomor satu di dunia, Amerika Serikat (AS) sangat mengecewakan. Institute fo Supply Management melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1, dilansir Trading Economics.

Angka PMI di bawah 50 menunjukkan industriawan tidak melakukan ekspansi. Yang lebih parah, skor 47,8 adalah capaian terendah Negeri Paman Sam sejak Juni 2009.

"Ini adalah angka yang buruk, sejalan dengan masalah manufaktur yang dialami dunia. Saya rasa pasar layak untuk cemas," tegas Jim Bianco, Kepala Riset Bianco Research yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.

Sebagai informasi, PMI Jerman pada September tercatat 41,7, terendah sejak Juni 2009. Sementara di Inggris, PMI juga masih di bawah 50 tepatnya 48,3.

Selain itu, Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) juga memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan dunia di tahun ini menjadi hanya 1,2%. Pemangkasan ini sangat tajam dari proyeksi sebelumnya di April yaitu 2,6%. Penyebabnya jelas, yaitu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Outlook-nya suram untuk perdagangan," kata Dirjen WTO, Roberto Azevedo, dilansir dari AFP, Selasa (1/10/2019).

"Konflik dagang menimbulkan ketidakpastian, yang membuat dunia usaha menunda rencana investasinya," kata Azevedo.

Di lain pihak, Gedung Putih diketahui mengedarkan memo kebijakan yang menjelaskan proses evaluasi apakah pemerintah perlu membatasi aliran modal ke China. Padahal sebelumnya pihak Washington membantah kabar tersebut, dilansir dari CNBC International.

Memo tersebut tidak berisi rekomendasi kebijakan tapi hanya menjabarkan alasan mengapa kemungkinan membatasi investasi ke Negeri Tiongkok harus dipelajari.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data indeks PMI manufaktur Singapura bulan September.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2paWGbG
via IFTTT

No comments:

Post a Comment