Perkembangan global tidak banyak berubah, isu dagang Amerika Serikat (AS)-China masih menjadi sentimen utama yang mempengaruhi aktivitas perdagangan saham. Dari dalam negeri pun tak banyak katalis yang bisa mendongkrak IHSG.
Untuk awal pekan ini, broker memberikan rekomendasi sejumlah saham yang layak dipertimbangkan. Berikut ini rekomendasi dari beberapa broke yang dirangkum CNBC Indonesia:
1. Binaartha Sekuritas - IHSG Potensi Rebound
IHSG ditutup melemah 0,34% di level 6.207.19 pada 1 November 2019. Support pertama maupun kedua memiliki range pada 6.193.51 hingga 6.149.02. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.243.35 hingga 6.304.05.
Berdasarkan indikator, MACD masih berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral. Di sisi lain, terlihat bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi rebound pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat.
Saham pilihan:
- ADHI
- ADRO
- BNGA
- BRIS
2. Phillips Sekuritas - Menanti Katalis PDB
IHSG berpeluang untuk bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada hari ini. Investor menanti rilisnya data PDB Indonesia kuartal ke 3 besok. Sentimen positif external akan datang dari data tenaga kerja AS Oktober yang solid tumbuh sebesar 128.000 lapangan pekerjaan meski ada mogok kerja buruh GM serta laporan kemajuan negosiasi AS-Cina. Hal ini juga mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertingginya pada perdagangan Jumat lalu.
Saham pilihan:
- BBCA
- MIKA
- MAPI
- BRPT
3. MNC Sekuritas - Waspada Koreksi Lanjutan
Mengawali bulan November, IHSG ditutup terkoreksi 0,3% ke level 6.207. Nampaknya koreksi IHSG tertahan support pada area 6.170-6.200, dan IHSG berpotensi untuk menguat sejenak. Namun, tetap perhatikan adanya koreksi lanjutan ke area 6.100-6.150 untuk mengakhiri wave [ii].
Saham pilihan:
- PGAS
- WEGE
- UNTR
- BBRI
4. Mega Capital Sekuritas - Manufaktur Tekan IHSG
Dari dalam negeri, katalis datang dari Presiden Joko Widodo yang menyerukan tinjauan untuk harga gas lokal. Selain itu, penurunan angka PMI Manufaktur Indonesia dari level 49.1 di September 2019 menjadi 47.7 pada Oktober juga menjadi sentimen penekan IHSG.
Sementara itu, indeks S&P 500 kembali mencetak rekor penutupan untuk ketiga kalinya, setelah laporan membaiknya data pekerjaan AS dan data manufaktur China meredakan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Saham pilihan:
- BMTR
- LPPF
- BBTN
- ASII
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32buzXH
via IFTTT
No comments:
Post a Comment