Pages

Tuesday, November 5, 2019

OPEC Turunkan Perkiraan Pertumbuhan Permintaan Minyak Global

Jakarta, CNBC Indonesia - OPEC telah merevisi turun perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak global baik jangka menengah dan jangka panjang, karena kondisi pasar yang sulit dan "sign of stress" dalam ekonomi dunia.

Dalam World Oil Outlook (WOO) tahunan, kelompok produsen yang didominasi Timur Tengah mengatakan, bahwa 12 bulan terakhir merupakan sesuatu yang "menantang" bagi pasar energi.


"Tanda-tanda stres telah muncul dalam ekonomi global, dan prospek pertumbuhan global, setidaknya dalam jangka pendek dan menengah, telah direvisi turun berulang kali selama setahun terakhir," kata OPEC, sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Selasa (05/11/2019).

Sebagai hasilnya, OPEC telah menurunkan angka perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak global, menjadi 104,8 juta barel per hari (b/d) pada 2024, dan 110,6 juta b/d pada 2040.

Kelompok 14 anggota OPEC mengatakan produksi minyak mentah dan cairan lain diprediksi turun lima tahun ke depan, menjadi 32,8 juta b/d pada 2024, dari 35 juta b/d pada 2019.

Pasokan OPEC secara bertahap berkurang dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena dipicu oleh perjanjian dengan Rusia dan anggota non-OPEC lainnya untuk mendukung pasar.

Kelompok itu, yang disebut sebagai OPEC+, diperkirakan akan menahan produksi minyak pada tahun 2020.

"Kami melihat penurunan yang terus terjadi, dari negara non-OPEC, ditopang oleh produksi tight oil (biasa digunakan untuk diesel) dari AS, dan beberapa penurunan di Kanada, Brazil, Norwegia, Kazakstan dan negara non-OPEC lainnya," kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo dilansir dari media yang sama.


Laporan itu muncul saat banyak peserta pasar energi semakin khawatir tentang pengurangan pasokan dan permintaan minyak yang tak menentu.

Situasi ini sama dengan situasi 2014 hingga 2016 lalu, di mana ada penurunan dramatis dalam minyak mentah berjangka.

Sejak Oktober 2018, ketika minyak mentah berjangka Brent naik ke puncak di atas US$ 86, patokan internasional telah jatuh hampir 30%.

West Texas Intermediete (WTI) telah jatuh hampir 20% dibandingkan sebelumnya pada periode yang sama. Minyak mentah Brent diperdagangkan pada US$ 62,31 per barel pada Selasa pagi, sementara WTI AS di angka US$ 56,65.

[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/32fhg8A
via IFTTT

No comments:

Post a Comment