Seorang eksekutif senior Garuda Indonesia yang enggan disebutkan namanya, dikutip SmartAviation, mengatakan perusahaan sedang berbicara dengan beberapa maskapai AS untuk menjajaki apakah ada yang berminat membeli CRJ1000.
Menurut eksekutif tersebut, pesawat Bombardier CRJ1000 itu tidak sesuai untuk pasar Asia Tenggara, dan lebih cocok untuk pasar Amerika Utara, sebagaimana juga dikutip Aviatren.
Sumber tersebut mengungkapkan, manajemen Garuda Indonesia kecewa atas tipe pesawat ini karena kurang sesuai dengan kondisi wilayah Asia Tenggara.
Tak hanya itu, kinerja pesawat CRJ1000 yang membutuhkan landasan pacu (runway) 2.000 meter membuat strategi Garuda Indonesia berekspansi ke wilayah Timur Indonesia tertahan karena tidak banyak bandara dengan panjang runway tersebut. Padahal pesawat jenis ATR dengan kapasitas serupa, bisa masuk ke bandara-bandara dengan panjang runway di bawah 2.000 meter.
CNBC Indonesia sudah berupaya menghubungi manajemen Garuda Indonesia. Direktur Komersial Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah meminta untuk menghubungi VP Corporate Secretary Garuda M.Ikhsan Rosan.
"Hubungi Pak Ikhsan," demikian jawab dia singkat.
Hingga kini VP Corporate Secretary Garuda M. Ikhsan Rosan belum memberikan keterangan terkait dengan informasi ini.
Berdasarkan catatan Detiknews, pada Oktober 2012, manajemen Garuda yang saat itu masih dipimpin Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar meresmikan peluncuran pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen di Makassar, 12 Oktober. Pesawat dipersiapkan untuk penerbangan jarak pendek.
Khusus untuk Makassar, 5 dari 18 pesawat baru tersebut akan beroperasi di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Penerbangan pertama dijadwalkan dilakukan pada 16 Oktober 2012 dengan rute Mataram-Makassar-Rote.
Pesawat yang dibeli dari perusahaan Bombardier Kanada itu, itu sesuai jadwal datang ke Indonesia hingga akhir tahun 2012 sebanyak 5 pesawat dari 18 pesawat yang telah disepakati. Garuda akan menambah opsi permintaan penambahan pesawat sebanyak 18 pesawat hingga totalnya 36 pesawat.
Harga persatuan pesawat Bombardier seri CRJ1000 NextGen saat itu ditaksir seharga US$ 20 juta-US$ 25 juta dan dikenal sebagai pesawat ramah lingkungan dan irit bahan bakar. Maskapai ini juga mengatakan akan menggunakan pesawat untuk hub di Makassar, Medan dan Balikpapan.
Saat pertama kali CRJ1000 beroperasi, menurut catatan SmartAviation, Garuda Indonesia bahkan sampai merekrut pilot dari Spanyol, karena pada saat itu belum ada pilot di Asia yang memiliki type rating CRJ1000.
CRJ1000 adalah versi super stretch dari jet regional buatan Kanada yang dapat menampung 97-104 penumpang. Model ini adalah model terakhir yang dikembangkan dalam keluarga tipe CRJ. Hanya 63 pesawat yang diproduksi, menurut angka Bombardier, dan operator untuk model terbesar pesawat ini berada di Spanyol.
from CNBC Indonesia https://ift.tt/366XpL1
via IFTTT
No comments:
Post a Comment