Pages

Monday, July 22, 2019

AS-China Kian Mesra, Bursa Saham Asia Semringah

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak ditransaksikan di zona hijau pada hari ini: indeks Nikkei melonjak 0,84%, indeks Shanghai naik 0,06%, indeks Hang Seng menguat 0,08%, indeks Straits Times terapresiasi 0,35%, dan indeks Kospi bertambah 0,42%.

Kabar gembira bagi bursa saham Benua Kuning datang dari mencuatnya kemungkinan bahwa delegasi AS dan China akan segera menggelar negosiasi dagang secara tatap muka.

Pertemuan tatap muka antara delegasi kedua negara sangat mungkin dilakukan jika mencermati perkembangan positif yang ada saat ini. Melansir Bloomberg, kemarin (22/7/2019) waktu setempat Presiden AS Donald Trump mengundang pimpinan perusahaan-perusahaan teknologi untuk membahas berbagai masalah perekonomian, termasuk kemungkinan dibukanya lagi perizinan bagi mereka untuk melakukan penjualan ke Huawei.


Google, Broadcom, Cisco, Intel, dan Qualcomm termasuk dalam deretan perusahaan yang pimpinannya hadir untuk menemui Trump. Dari pertemuan ini, AS diketahui akan mengkaji kemungkinan untuk melonggarkan sanksi yang diberikan kepada Huawei.

"Mereka (para pimpinan perusahaan teknologi) meminta keputusan dari Kementerian Perdagangan terkait dengan lisensi (untuk menjual ke Huawei) dalam waktu dekat dan Presiden setuju," tegas Juru Bicara Gedung Putih Judd Deere, dilansir dari Bloomberg.

Sementara itu, media milik pemerintah China menyebut bahwa pelonggaran atas sanksi yang dikenakan kepada Huawei akan membuat pihak China melanjutkan pembelian atas kedelai dan komoditas pertanian asal AS lainnya.

Seperti yang diketahui, pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.

Kala itu, Trump menyebut bahwa China setuju untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah yang besar. Namun pada pekan lalu, Trump mengatakan bahwa hingga kini China belum juga menepati janjinya tersebut.

Melansir Bloomberg, langkah yang diambil kedua negara saat ini (pelonggaran sanksi bagi Huawei dan pembelian produk agrikultur asal AS oleh China) dimaksudkan untuk membuka jalan bagi Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perdagangan AS Robert Lighthizer untuk bertandang ke China guna menggelar negosiasi dagang, di mana kunjungan ini rencanannya akan dilakukan pada pekan depan.

Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia bisa mengakhiri perang dagang antar keduanya yang sudah berlangsung begitu lama, perekonomian dunia tentu bisa dipacu untuk melaju di level yang tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OlBpbA
via IFTTT

No comments:

Post a Comment