Pages

Wednesday, July 17, 2019

IHSG Galau Saat BI akan Tetapkan Bunga Acuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengakhiri perdagangan Rabu (15/7/2019) di zona merah dengan pelemahan 0,11% ke level 6.394.

Untuk perdagangan hari ini Kamis (18/07/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat. Pergerakannya akan dipengaruhi oleh kondisi luar serta domestik.

Dari Wall Street Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama berakhir negatif pagi tadi. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 115,7 poin atau 0,42%. Kemudian indeks S&P 500 turun 0,65% menjadi 2.984,42. Sementara indeks Nasdaq Composite ditutup 0,46% lebih rendah menjadi 8.185,21.


Dilansir dari Wall Street Journal bahwa kemajuan hubungan dagang antara AS dengan China terhenti karena masalah pembatasan pada Huawei.

Trump pada Selasa waktu setempat, mengatakan kedua negara "masih memiliki jalan yang panjang" dalam negosiasi dagang dengan China. Trump bahkan menambahkan bahwa AS dapat menerapkan tarif tambahan pada barang-barang China senilai US$ 325 miliar.

Adapun penahan indeks Wall Street tidak jatuh lebih dalam yakni berasal dari rilis laporan keuangan emiten di AS. Data FactSet menunjukkan dari 7% perusahaan S&P 500 yang melaporkan pendapatan kuartal kedua sejauh ini, sekitar 85% membukukan laba di atas ekspektasi para analis.

Dari dalam negeri, Pelaku pasar kemarin terlihat mengapresiasi gaung penurunan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) hari ini. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks sektor keuangan yang pelemahannya menipis hingga tersisa 0,03% saja.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia kepada beberapa ekonom, memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.

Namun IHSG masih belum mampu beranjak ke zona hijau karena terbebani saham Astra yang anjlok 4,69%. Penyebabnya adalah penjualan mobil pada bulan Juni yang lesu. Pada Juni 2019, penjualan total domestik hanya mencapai 59.539 unit, padahal pada Mei 2019 masih mencatat penjualan 84.146 unit atau turun 29,24%.

Secara teknikal, sebenarnya IHSG masih di jalur kenaikan jangka pendek meski terkoreksi tipis kemarin. Pola doji (flat) disertai dengan ekor pendek pada grafik candlestick menggambarkan IHSG terjebak dalam fluktuasi pergerakan yang sangat sempit.

Sumber: Refinitiv
Secara momentum ruang penguatan IHSG sebenarnya masih terbuka, hal ini terlihat dari posisi IHSG yang sebenarnya belum memasuki level jenuh belinya (overbought), bila dilihat secara momentum pergerakannya menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).

Adapun pergerakan hari ini diperkirakan tidak terlalu besar, ada potensi indeks bergerak pada rentang 6.375 hingga 6.450.

TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/yam)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2JDgITV
via IFTTT

No comments:

Post a Comment