Hal tersebut terungkap dalam agenda harian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang diterima CNBC Indonesia. Luhut dijadwalkan akan mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Seperti diketahui, Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MbZ) memang akan mengunjungi Indonesia pada pekan ini, setelah melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping beberapa hari lalu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kala itu menyebut, Syekh Mohammed akan membawa rombongan 'gendut' untuk bertemu Jokowi. Topik utama dalam pertemuan ini yakni membahas kerja sama bilateral antar kedua negara.
"Kunjungan akan dilakukan minggu depan dengan delegasi yang cukup banyak, menteri yang cukup banyak. Kayaknya bawa pengusaha juga," kata Retno akhir pekan lalu.
Pemerintah memastikan akan ada tiga kerja sama yang sudah pasti diteken dalam pertemuan tersebut. Kepastian ini adalah tindak lanjut dari kunjungan Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei ke Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ketiga kerja sama tersebut adalah proyek pembangunan fasilitas pengolahan minyak atau kilang proyek revitalisasi (Refinery Development Master Plan/RDMP)di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kemudian, kerja sama di pengembangan industri petrokimia dengan PT Chandra Asri Petrcochemical Tbk, dan terakhir, yaitu kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia Maspion di Surabaya, Jawa Timur.
Adapun total investasi dari tiga kerja sama tersebut mencapai US$ 9 miliar atau setara Rp 125,5 triliun dengan kurs saat ini.
Luhut mengatakan, pemerintah juga akan menawarkan 21 proyek investasi kepada UEA. Salah satunya, destinasi wisata prioritas Indonesia seperti Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Kita sudah siapkan daftarnya, ada 21 proyek untuk siapa saja yang datang," kata Luhut.
(miq/miq)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OhNWN0
via IFTTT
No comments:
Post a Comment