Pages

Wednesday, July 17, 2019

Rupiah Berpotensi Menguat, Pasar 'Restui' BI Turunkan Bunga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi meenguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). 

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF hari ini, Kamis (18/7/2019), dibandingkan jelang penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:

Periode Kurs 17 Juli (15:55 WIB) Kurs 16 Juli (07:24 WIB)
1 Pekan Rp 13.992 Rp 13.961,5
1 Bulan Rp 14.045 Rp 14.025
2 Bulan Rp 14.100,5 Rp 14.071
3 Bulan Rp 14.160,5 Rp 14.137,5
6 Bulan Rp 14.327,5,5 Rp 14.300
9 Bulan Rp 14.479,5 Rp 14.430,25
1 Tahun Rp 14.632,5 Rp 14.619
2 Tahun Rp 15.282,7 Rp 15.296,4
 
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 17 Juli pukul 15:38 WIB: 
Periode Kurs
1 Bulan Rp 14.012
3 Bulan Rp 14.090
 
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan depresiasi 0,32% terhadap dolar AS. Rupiah sudah melemah dalam dua hari beruntun, dalam periode tersebut depresiasi mata uang Tanah Air adalah 0,43%. 
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.  
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing. 
(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LWVj9W
via IFTTT

No comments:

Post a Comment