Pages

Monday, August 12, 2019

Catat! 6 Hari Harga Batu Bara Melemah dan ke Bawah US$ 70/ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih terus berada dalam tren penurunan. Pada perdagangan hari Senin (12/8/2019) harga batu bara acuan global, Newcastle kontrak pengiriman September ditutup melemah 0,29% ke level US$ 69,6/metrik ton.

Ini juga merupakan pelemahan hari ke-6 secara beruntun. Dimana perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang Amerika Serikat (AS)-China masih menjadi sentimen utama yang menekan harga si batu legam.

Sebagai informasi, Presiden AS, Donald Trump telah menegaskan rencananya untuk mengenakan bea impor 10% terhadap produk-produk China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September mendatang. Produk-produk tersebut sebelumnya tidak terdampak perang dagang.

Bahkan Trump juga membuka peluang untuk menaikkan bea impor tersebut menjadi lebih dari 25%.


China pun panas. Juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan di Negeri Tirai Bambu telah menghentikan pembelian produk-produk pertanian asal AS. Untuk produk yang terlanjur di beli pasca 3 Agustus 2019 masih bisa dikenakan tarif tambahan.

Perselisihan dagang yang terus tereskalasi tersebut, menurut beberapa analis, membuat risiko resesi pada perekonomian AS semakin besar.

Kala hal itu terjadi, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh dunia. Pasalnya saat ini masih menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia.


Bahkan hingga kini, kesepakatan dagang rasanya menjadi semakin jauh.

Akhir pekan lalu (9/8/2019) Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa Washington masih terus melanjutkan perundingan dagang dengan China, seperti dikutip dari Reuters.

Namun dirinya menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan yang akan dibuat untuk sekarang ini.


Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navaro, mengatakan bahwa pihaknya masih melanjutkan rencana perundingan dengan China di Washington pada awal bulan September.

"Kami melanjutkan rencana mengundang negosiator China untuk datang ke mari [Washington]," ujar Navaro kepada CNBC International.

Meskipun dialog akan dilanjutkan, kemungkinan terciptanya damai dagang masih sangat kecil.

Beberapa analis memperkirakan perekonomian global akan jatuh kepada resesi bila perang dagang terus berlangsung dan mengalami eskalasi lebih jauh.

Alhasil, pertumbuhan permintaan energi, yang masih besar berasal dari batu bara pun tidak akan terlalu besar, atau bahkan terkontraksi.

Terbaru, Jepang mengumumkan harga barang impor untuk golongan minyak, batu bara, dan gas pada bulan Juli 2019 terkontraksi sebesar 5,1% secara tahunan (year-on-year/YoY). Nilai kontraksi tersebut lebih dalam ketimbang yang terjadi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,3% YoY.

Kontraksi pada harga impor di Jepang menjadi satu bukti baru bahwa harga batu bara sedang tertekan. Diketahui bahwa Jepang merupakan salah satu negara importir batu bara terbesar di kawasan Asia, bersama China dan Korea Selatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Z05NMD
via IFTTT

No comments:

Post a Comment