Pages

Wednesday, August 14, 2019

Damai Dagang Belum Jelas, Indeks Shanghai Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China dan Hong Kong ditransaksikan melemah pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai ambruk 1,23% ke level 2.774,41, sementara indeks Hang Seng turun 0,87% ke level 25.081,69.

Damai dagang AS-China yang belum jelas membuat saham-saham di China dan Hong Kong dilepas investor.

Pada hari Selasa waktu setempat (13/8/2019), Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus beberapa produk dari daftar produk impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru pada awal bulan depan.

Kantor Perwakilan Dagang AS dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa keputusan ini dilandasi oleh alasan "kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lainnya", dilansir dari CNBC International.

Lebih lanjut, pengenaan bea masuk baru senilai 10% untuk berbagai produk lainnya yang sejatinya akan mulai berlaku efektif pada awal September diputuskan ditunda hingga 15 Desember. Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.

Seperti yang diketahui, pada awal bulan ini Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini sejatinya akan mulai berlaku pada tanggal 1 September, sebelum kemudian AS merubah keputusannya. Trump kala itu juga menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump pada awal bulan ini.

Hingga kini, pihak China belum merespons etikat baik yang ditunjukkan oleh AS.

Selain itu, rilis data ekonomi yang mengecewakan ikut membebani kinerja bursa saham China dan Hong Kong. Kemarin (14/8/2019), produksi industri China periode Juli 2019 diumumkan tumbuh sebesar 4,8% secara tahunan, di bawah konsensus yang sebesar 5,8%, dilansir dari Trading Economics. Kemudian, penjualan barang-barang ritel periode yang sama hanya diumumkan tumbuh sebesar 7,6% secara tahunan, di bawah konsensus yang sebesar 8,6%, dilansir dari Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MicOCC
via IFTTT

No comments:

Post a Comment