Pages

Wednesday, August 14, 2019

Ikuti Wall Street, Bursa Tokyo Terkoreksi di Pembukaan

Jakarta, CNBC IndonesiaBursa Tokyo dibuka di zona merah pada perdagangan Kamis pagi (15/8/19). Ini mengikuti pergerakan Wall Street, yang berkinerja buruk akibat meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.

Indeks Nikkei 225 turun 1,93% atau 398,51 poin menjadi 20.256,62 pada awal perdagangan. Sementara indeks Topix yang lebih luas turun 2,01% atau 30,14 poin menjadi 1.469,36.

"Pasar saham Jepang meluncur mengikuti penurunan tajam di saham Amerika Serikat (AS)," kata Okasan Online Securities dalam sebuah catatan, mengutip AFP.


Mizuho Securities juga menyebut buruknya data ekonomi negara lain turut memberatkan pandangan pelaku pasar di Jepang.

"Kekhawatiran atas resesi ekonomi AS tumbuh, sementara data ekonomi negatif untuk China dan Jerman juga mendorong investor untuk menurunkan pandangan mereka tentang ekonomi global," katanya.

Pada penutupan perdagangan Rabu, Wall Street porak poranda setelah kurva imbal hasil terbalik. Dow Jones Industrial Average anjlok 3,1% menjadi 25.479,42 pada penutupan, kehilangan sekitar 800 poin. Ini merupakan kinerja terburuknya di tahun 2019. Sementara itu indeks S&P 500 turun 2,9% menjadi 2.840,60, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 3% menjadi 7.773,94.


Pada Rabu, imbal hasil (yields) patokan Treasury AS tenor 10-tahun sempat lebih rendah (terbalik) dari yields obligasi tenor 2-tahun. Ini mengkhawatirkan, sebab merupakan tanda-tanda awal terjadinya resesi ekonomi.

Investor yang khawatir akan prospek ekonomi AS, juga banyak memburu aset safe haven jangka panjang, mendorong yield obligasi patokan Treasury tenor 30-tahun menuju ke rekor terendahnya pada Rabu.

Akibat hal ini, Presiden AS Donald Trump mengecam bank sentral AS The Federal Reserve dan pimpinannya, Jerome Powell.

"Kami menang, berkali-kali, melawan China. Perusahaan & pekerjaan melarikan diri. Harga untuk kami belum naik, dan dalam beberapa kasus, telah turun. China bukan masalah kita, meskipun Hong Kong tidak membantu. Masalah kita adalah Fed. Menaikkan terlalu banyak & terlalu cepat (suku bunga). Sekarang terlalu lambat untuk memangkasnya," kata Trump di Twitternya, Rabu.

"Spread terlalu banyak, sehingga negara-negara lain mengatakan TERIMA KASIH kepada Jay Powell dan Federal Reserve yang tidak mengerti apa-apa. Jerman, dan banyak negara lainnya, sedang menguasai permainan! KURVA YIELD TERBALIK GILA! Kita seharusnya dengan mudah menuai Hadiah & Keuntungan besar, tetapi The Fed menahan kita. Kita akan menang!" tambahnya.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Pckl8n
via IFTTT

No comments:

Post a Comment